Sabtu 02 Apr 2022 05:21 WIB

Kisah Tersembunyi di Balik 3.000 Masjid di Istanbul Turki

Tembok-tembok masjid Istanbul menyimpan berbagai kisah.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Kapal selam diesel-listrik Angkatan Laut Rusia Rostov-on-Don berlayar ke arah Bosphorus saat Laut Hitam di depan Masjid Biru di Istanbul, Turki, 13 Februari 2022. Kapal Angkatan Laut Rusia transit di Laut Hitam untuk latihan besar-besaran di tengah ketegangan antara Rusia dan Ukraina.
Foto:

Istanbul adalah tuan rumah bagi berbagai budaya dan agama yang kuat. Kaisar Romawi Konstantin mendirikan kota ini pada tahun 330 M. Kota ini dinamai "Konstantinopel" untuk menghormatinya dan dikenal seperti itu sampai tahun 1930, lalu secara resmi berganti nama menjadi Istanbul, nama kota yang bersejarah di Turki.

Ketika Kekaisaran Romawi pecah pada tahun 395, kota ini menjadi ibu kota Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium) dan pusat Kekristenan, hingga sampai Sultan Ottoman Mehmed II merebut kota tersebut pada tahun 1453. Muslim Turki dari kekaisaran Ottoman mengubah gereja menjadi masjid di sekitar kota dan membangun masjid sendiri.

Masjid sering dinamai sesuai patron yang mendanainya, dan kehadiran megah struktur tersebut menjadi ekspresi fisik dari kekuatan politik atau status sosial sang pelindung. Ada aturan tidak tertulis tentang seberapa megah sebuah masjid. Misalnya, hanya anggota keluarga kerajaan Ottoman yang diizinkan membangun lebih dari satu menara.

photo
Masjid Sultan Ahmed yang ikonik, lebih dikenal sebagai Masjid Biru, didekorasi dengan lampu dan slogan bertuliskan Ramadhan adalah cinta, menandai bulan Ramadhan, di distrik bersejarah Sultan Ahmed Istanbul,Turki pada Selasa (13/4). - (AP / Emrah Gurel)

Pada awal tahun 1600-an, Sultan Ahmed I membuat skandal dengan melanggar aturan lain, yaitu hanya sultan yang berhasil dalam perang yang boleh membangun masjid agung. Dia mengusulkan pembangunan masjid baru tepat di seberang masjid paling terkenal di kota itu, katedral Hagia Sophia saat itu, tanpa adanya penaklukan untuk membenarkan pembangunan tersebut. Penasihatnya menyarankan untuk tidak melakukannya, tetapi dia tetap membangunnya.

Masjid yang dibangun ialah Masjid Sultan Ahmed atau dikenal dengan Masjid Biru. Saat ini Masjid Sultan Ahmed adalah salah satu bangunan paling ikonik di dunia, dengan total enam menara yang menakjubkan. Empat abad kemudian, itu tetap menjadi warisan Ahmed yang paling terkenal.

Selain untuk mengumpulkan umat, masjid-masjid Istanbul memamerkan karya-karya keindahan dan prestasi teknik kepada orang-orang dari seluruh dunia. Kubah di masjid termegah di Istanbul bisa melambangkan surga dan alam Tuhan, tetapi seperti menara, ukurannya juga merupakan cara untuk menegaskan kekuasaan.

Kubah utama Masjid Süleymaniye, dibangun pada pertengahan abad ke-16 oleh Sultan Süleyman the Magnificent, berdiameter 86 kaki dan mencapai ketinggian 174 kaki, lebih tinggi dari Arc de Triomphe di Paris dengan 12 kaki. Arsitek di belakang Masjid Süleymaniye adalah Mimar Sinan yang terkenal, yang kemudian melayani dua sultan lagi setelah Süleyman. Sinan bertanggung jawab atas puluhan masjid Istanbul dan bangunan lainnya, dan dia adalah salah satu tokoh paling terkenal dalam sejarah arsitektur kota Istanbul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement