Rabu 02 Mar 2022 06:41 WIB

Pernikahan adalah Nikmat dan Rahmat Allah kepada Hamba-Nya

Pernikahan dan anak merupakan nikmat dan rahmat Allah kepada hamba-Nya.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Alquran
Foto:

Oleh sebab itu adalah keliru apabila ada pemimpin agama yang mempunyai anggapan bahwa mereka harus menjauhi hidup berkeluarga, agar tidak mengganggu dalam menjalankan agama. Sikap hidup membujang atau tabattul adalah hal-hal yang tidak dikenal dalam agama Islam, bahkan sangat ditentang.

Pernikahan dan anak merupakan nikmat dan rahmat Allah kepada hamba-Nya. Oleh karena itu, perkawinan dan keluarga perlu dipelihara dan dilestarikan sebaik-baiknya.

 Dalam satu riwayat disebutkan bahwa orang-orang Yahudi mencela Nabi Muhammad SAW karena beliau mempunyai beberapa orang istri. Mereka mengatakan kalau benar-benar Muhammad adalah Nabi dan Rasul, tentu ia akan menyibukkan diri dengan tugas-tugas kenabiannya saja dan tidak akan mempedulikan perempuan.

Mereka juga meminta bermacam-macam bukti tentang kenabiannya, selain Alquran yang menjadi mukjizatnya. Allah SWT telah membantah mereka dengan menegaskan bahwa Nabi Muhammad bukanlah Rasul Allah yang pertama, melainkan sebelum itu Allah SWT telah mengutus beberapa Rasul dan semuanya adalah manusia biasa yang membutuhkan makan, minum, berkeluarga dan berketurunan, serta melakukan perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang lainnya, berjalan di pasar, dan sebagainya.

Dalam hal ini, Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk menegaskan, "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang telah menerima wahyu." (QS Al-Kahf: 110). Kemudian, dalam ayat ini ditegaskan tentang kewajaran dan kebolehan para Rasul itu hidup berkeluarga dan berketurunan. Allah menegaskan bahwa Dia mengaruniai mereka istri dan keturunan.

Dalam suatu hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim dari Anas bin Malik disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, "Adapun aku, aku berpuasa dan berbuka, aku sholat di waktu malam, juga tidur, aku juga makan daging dan juga menikahi wanita; maka siapa yang tidak suka kepada sunahku (jalan kehidupanku) tiadalah ia termasuk umatku." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement