Maka pergilah beliau menceritakannya. Di setengah riwayat, bahwa sepagi itu termenung-menung beliau. Kemudian dimulainya saja dahulu menceritakan tentang Isra, dan belum diceritakannya tentang Miraj, yang sama dialaminya di malam itu. Dia pergi ke masjid. Di sana bertemu Abu Jahal.
Lalu Abu Jahal bertanya sambil berolok, "Ada berita baru?" Beliau jawab, "Ada!" Kata Abu Jahal: "Apa?" Beliau jawab, "Saya diperjalankan tadi malam ke Baitul Maqdis."
"Ke Baitul Maqdis?" Tanya Abu Jahal. Abu Jahal bermaksud mengumpulkan orang Quraisy untuk mendengar cerita Muhammad SAW yang dia tidak percaya itu, dan Nabi pun ingin orang berkumpul supaya diceritakan apa yang telah dialaminya itu.
Setelah orang berkumpul, berkata Abu Jahal, "Mulailah! Orang Quraisy telah mulai berkumpul di balairung mereka. Ceriterakanlah kepada mereka apa yang engkau ceriterakan kepadaku tadi."
Lalu Rasulullah SAW menceriterakan apa yang dilihatnya, bahwa tadi dia di Baitul Maqdis, sembahyang di sana.
Mendengar itu ada orang-orang Quraisy itu yang bertepuk tangan, ada yang bersiul, sebagai mencemuh dan mendustakan berita yang tidak masuk akal mereka itu. Dan pecahlah khabarnya di seluruh Makkah.
Maka ada orang datang kepada Abu Bakar menceritakan apa yang dikabarkan Nabi itu. Maka kata Abu Bakar, "Kamu dustakankah itu? Kalau begitu yang dia katakan, benarlah yang dikatakannya itu!"
Kemudian dia temui Rasulullah, banyak musyrikin Quraisy mengiringkan. Ditanya sekali lagi dan dijawab oleh beliau di hadapan mereka.
Ketika ditanyakan bagaimana rupa Baitul Maqdis, beliau jawab dengan tepat. (Kisah sanggahan Abu Jahal dan iman Abu Bakar ini dari keterangan Ibnu Katsir dalam kitabnya Al-Bidayah Wa an-Nihayah, juz 3, halaman 113).
Orang Quraisy sampai bertanya, “Kalau benar engkau baru saja kernbali dari Baitul Maqdis, adakah engkau lihat di jalan 'irr (rombongan) kafilah perniagaan kami? Berapa ekor untanya dan berapa keadaannya?
Dengan tegas beliau jawab rombongan itu sekarang tengah menuju pulang, sekian banyak orangnya dan sekian banyak untanya, hari ini ketika matahari terbit sampailah rombongan itu. Unta yang di muka sekali putih warnanya. "Demikian penjelasan beliau secara terperinci," katanya.