REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Iftitah atau Istiftah adalah istilah yang merujuk pada suatu dzikir yang dibaca Muslim sebagai pembuka sholat. Doa ini biasanya dibaca setelah takbiratul ihram atau sebelum Al Fatihah.
Mayoritas ulama menilai membaca doa iftitah ini hukumnya sunnah untuk dibaca pada sholat wajib atau sunnah, bagi imam dan makmum hingga sholat sendirian atau berjamah. Tapi dalam madzhab Maliki, membaca doa Iftitah justru tidak dianjurkan, bahkan dinilai makruh karena sudah memisahkan antara takbiratul ihram dengan Al-Fatihah. Selain perbedaan pendapat tentang hukumnya, doa iftitah sebenarnya memiliki beragam redaksi doa yang berbeda.
Berikut beberapa ragam doa iftitah dikutip dari buku Ragam Doa Iftitah karya Saiyid Mahadir.
Doa iftitah pertama
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Latin: Allahu akbar kabiiro, wal hamdulilahi katsiroo, wa subhanallahi bukrotaw wa ashiila.
Artinya: “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang” (HR. Muslim).
Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Umar Radhiallahu’anhu, ia berkata:
بينما نحن نصلي مع رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؛ إذ قال رجل من القوم: … فذكره. فقال رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” عجبت لها! فتحت لها أبواب السماء “. قال ابن عمر: فما تركتهن منذ سمعت رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يقول ذلك
Artinya: “Ketika kami shalat bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, ada seorang lelaki yang berdoa istiftah: (lalu disebutkan doa di atas). Rasulullah SAW lalu bersabda: ‘Aku heran, dibukakan baginya pintu-pintu langit‘. Ibnu Umar pun berkata: ’Aku tidak pernah meninggalkan doa ini sejak beliau berkata demikian’”.