Kamis 30 Dec 2021 17:14 WIB

Kegagalan Dunia Barat Prediksi Kapan Kiamat dan Janji Allah SWT

Tak ada yang mengetahui pasti kapan kiamat akan tiba

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Tak ada yang mengetahui pasti kapan kiamat akan tiba. Ilustrasi kiamat

Hanyalah Dia yang mengetahui saat terjadinya peristiwa kiamat itu, dan bagaimana proses terjadinya. Nabi ditugaskan Allah, untuk memperingatkan tentang kepastian hari Kiamat dan kedahsyatan yang terjadi pada waktu itu sesuai dengan berita Alquran. 

Orang Quraisy ingin memancing jawaban dari Rasulullah ﷺ, dan dari jawaban itu mereka bermaksud mencemoohkan dan mendustakannya. Dirahasiakannya saat terjadinya hari Kiamat mengandung hikmah yang besar bagi orang-orang yang beriman.  

Mereka dengan hati pasrah menyerahkan persoalan yang bakal terjadi pada hari Kiamat itu hanya kepada Allah ﷻ. Dialah yang akan membuka tabir kerahasiaan itu, tak ada orang lain yang menyertainya ataupun yang menjadi perantara dengan hamba-hamba-Nya untuk memberitahukan saat terjadinya hari Kiamat itu.  

Para Nabi hanya bertugas memperingatkan tentang adanya hari Kiamat. Memang hari Kiamat merupakan beban yang berat bagi penduduk langit dan bumi, karena pada hari itu segala amal perbuatan mereka akan diperhitungkan. Hari Kiamat juga sukar bagi mereka, karena mereka tidak mengetahui saat Kiamat itu terjadi.  

Kiamat itu akan terjadi dengan tiba-tiba pada saat mereka lalai dan tidak menyadarinya. Bagi orang yang sibuk dengan amal kebajikan, serta tawakal kepada Allah ﷻ untuk menghadapai hari akhir itu. Kapan pun terjadi peritiwa dahsyat itu, dia sudah siap sedia menghadapinya. 

Kemudian Allah ﷻ menegaskan lagi kepada Nabi Muhammad ﷺ, bahwa orang-orang musyrik itu bertanya kepada beliau tentang hari Kiamat, karena mereka menganggap seakan-akan Nabi mengetahuinya. Jika Nabi tidak mengetahunya, Nabi dapat langsung bertanya kepada Allah.

Maka Allah ﷻ memerintahkan kembali kepada Nabi untuk menandaskan bahwa saat terjadinya hari Kiamat itu tetap rahasia Allah ﷻ, Dia sajalah yang mengetahui saat terjadinya Kiamat itu, tidak ada orang lain yang mengetahuinya, dan tidak ada orang yang akan diberi ilmu untuk mengetahui mengapa Allah merahasiakan terjadinya Kiamat itu dan apa hikmat yang terkandung dalam merahasiakan itu.  

Banyak manusia yang tidak tahu mana yang patut ditanyakan dan mana yang tidak patut ditanyakan. Menurut Zahir, Nabi Muhammad ﷺ, tidaklah mengetahui saat hari Kiamat itu, beliau hanya mengetahui dekatnya hari Kiamat.  

Nabi Muhammad ﷺ bersabda, "Aku diutus dan datangnya hari Kiamat itu seperti dua ini, sambil memperlihatkan telunjuknya dan jari tengahnya." (Riwayat At-Tirmizi)  

Maksudnya jarak waktu antara beliau dengan hari Kiamat amat dekat seperti jarak antara dua jari tersebut. Meski pun Allah merahasiakan saat terjadinya hari Kiamat itu, namun Allah telah memberitahukan kepada Nabi Muhammad tanda-tanda sebelum kiamat terjadi.  Sebagaimana firman Allah ﷻ: 

بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَة كَهَاتَيْن وأشار بالسبابة والوسطى

 "Maka apa lagi yang mereka tunggu-tunggu selain hari Kiamat, yang akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba, karena tanda-tandanya sungguh telah datang. Maka apa gunanya bagi mereka kesadaran mereka itu, apabila (hari Kiamat) itu sudah datang?" (QS Muhammad ayat 18)

Maka suatu tanda yang nyata bahwa kiamat itu sudah dekat, ialah diutusnya Nabi Muhammad  ﷺ  sebagai Nabi terakhir kepada umat manusia. Dengan kebangkitan beliau itu sempurnalah bimbingan keagamaan oleh Allah kepada manusia, berarti sempurna pula kehidupan kerohanian dan kehidupan materil, namun sesudah kehidupan materi itu mencapai puncaknya tibalah kehancuran dan kemusnahan.  

Baca juga: Mualaf Sulthon, Murtad dan Kembali Bersyahadat: Saya Rindu Islam

Dalam hadits banyak pula tanda yang menerangkan tentang terjadinya hari Kiamat itu. Di antaranya ialah keinginan manusia memiliki harta-benda atau kebutuhan materinya saling bertentangan dengan keinginannya kepada kepuasan rohani.  

 

Pada suatu masa manusia mengutamakan kebutuhan spiritual yang diutamakan, dan kebutuhan materi yang dikalahkan. Kemudian dimenangkan lagi kebutuhan materil bersamaan dengan perkembangan kesesatan, kejahatan, kemungkaran dan kekufuran, hingga datanglah hari Kiamat pada saat manusia bergelimang dalam kejahatan.    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement