Senin 18 Oct 2021 16:43 WIB

Meninggalkan Amal Akibat Takut Terkena Riya, Bolehkah?

Riya bisa berakibat terhadap batalnya pahala amalan

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Riya bisa berakibat terhadap batalnya pahala amalan. Ilustrasi amalan
Foto:

Syekh Ali Jumah menambahkan, orang riya bukan melakukan pekerjaan untuk Allah dan dia tidak tulus berniat kepada Allah SWT, melainkan berpaling kepada orang-orang. 

Sedangkan motif orang riya adalah ketenaran, kemuliaan, kebesaran, dan kesombongan. Menurut Syekh Ali Jumah, riya sangat dilarang Allah SWT. Dalam surat Al Maun, Allah SWT berfirman:   

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَ

Artinya: “Maka celakalah orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya, yang berbuat riya.” Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga bersabda:

إن أخوف ما أخاف عليكم الشرك الأصغر 

“Sesungguhnya perkara yang paling aku khawatirkan terhadap kalian adalah syirik kecil.”

قالوا وما الشرك الأصغر يا رسول الله ؟ 

Mereka bertanya, Apa itu syirik kecil itu wahai Rasuulullah?’

قال : الرياء

Beliau menjawab, ‘Riya.’

. يقول الله تعالى يوم القيامة ، إذا جازى الناس بأعمالهم : اذهبوا إلى الذين كنتم تراءوا فى الدنيا فانظروا هل تجدون عندهم جزاء

 

Allah berfirman pada Hari Kiamat ketika Dia membalas manusia dengan amal perbuatan mereka, Pergilah kalian kepada orang-orang di mana kalian melakukan riya untuk mereka di dunia, apakah kalian menemukan balasan dari mereka?”  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement