Jumat 08 Oct 2021 09:05 WIB

Menapaktilasi Jejak Islam di Alger La Blanche

Islam masuk ke kota ini pada abad ke-7 Masehi.

Menapaktilasi Jejak Islam di Alger La Blanche. Lanskap Kasbah Aljir, Aljazair
Foto:

Gaya hidup warga Algiers mencerminkan pengaruh Islam global di masanya, khususnya dari Turki Usmani dan Anatolia. Ini tampak dari jenis pakaian, seni hingga arsitektur yang berkembang di Algiers masa itu. Berbagai masjid dan monumen di Algiers sangat kental nuansa Turki Usmaninya. Para pengamat percaya bahwa selain karena elemen Islam, penerimaan warga Algiers terhadap Turki Usmani muncul lantaran sikap penguasa Turki Usmani yang sangat bersahabat dengan suku-suku lokal yang ada di sana.

Nuansa Islam sangat kental di Kasbah, kota lamanya Algiers. Di sini terdapat masjid tertua di Algier, Djama’a al-Kebir, yang telah berdiri sejak tahun 1097 atau abad ke-11 M.

Selain Djama’a al-Kebir, ada masjid lain yang tak kalah bersejarahnya, Masjid Ketchaoua. Masjid ini dibangun oleh Turki Usmani pada tahun 1612.

Sekitar dua abad kemudian, tepatnya tahun 1845, masjid ini dialihfungsikan oleh Prancis yang berkuasa di Algiers menjadi sebuah gereja bernama Katedral St. Philippe. Barulah di tahun 1962, saat Aljazair merdeka dari Prancis, gereja ini dikembalikan fungsinya menjadi masjid. Kini, Kasbah merupakan salah satu warisan dunia yang diakui UNESCO.

Penjajahan Prancis atas Aljazair sejak tahun 1830 tidak hanya menghilangkan kemerdekaan warga Algiers, tetapi juga mengurangi nuansa keislaman di ruang publik Algiers. Kehadiran Prancis memaksa orang-orang penting Algiers keturunan Turki serta sejumlah Muslim untuk keluar dari kota ini.

Fasilitas publik seperti pasar dan tempat ibadah, dalam hal ini masjid, digusur demi pembangunan proyek bangunan pemerintahan kolonial Perancis. Sebagaimana diutarakan di atas, berakhirnya penjajahan Prancis tahun 1962 menjadi kesempatan bagi masyarakat Algiers untuk kembali menata ulang kotanya, termasuk dengan menonjolkan lagi identitas Islam yang kuat di tengah kota ini, yang pernah menjadi ciri khasnya selama berabad-abad sebelum kolonialisme Prancis.

Sumber: Majalah SM Edisi 9 Tahun 2019

Link artikel asli

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement