Jumat 08 Oct 2021 09:05 WIB

Menapaktilasi Jejak Islam di Alger La Blanche

Islam masuk ke kota ini pada abad ke-7 Masehi.

Menapaktilasi Jejak Islam di Alger La Blanche. Lanskap Kasbah Aljir, Aljazair
Foto:

Penguasa Algiers meminta bantuan petualang maritim Turki, ‘Aruj dan Khayr al Din, yang kemudian beralih menjadi penguasa Algiers. Khayr al Din, yang lebih dikenal dengan nama julukannya di Eropa, Barbarossa (dari bahasa Italia, yang berarti ‘Janggut Merah’), lalu meminta bantuan kepada sultan Turki Usmani untuk mengelola Algiers.

Khayr al Din-lah yang membawa Algiers menjadi bagian dari Turki Usmani serta mengusir Spanyol dari teritori di sekitar Algiers. Algiers pun berkembang menjadi salah satu kota penting di kawasan. Pembangunan kota juga ditingkatkan, salah satunya dengan pembangunan kawasan Kasbah, salah satu bagian kota lama Algiers yang masih bertahan hingga kini.

Kasbah dibangun sejak tahun 1529 M. Kawasan ini diatur untuk berfungsi sebagai sebuah pusat kegiatan sosial-politik warga kota. Kompleks bagian luar terdiri atas fasilitas politik dan militer serta pemukiman penduduk. Di tengah-tengahnya terdapat pusat pemerintahan, istana pangeran dan barak militer.

Abad ke-16 dan 17 menjadi masa-masa emas Algiers. Kota ini mendapat reputasi yang terhormat baik di antara sesama wilayah Arab Maghrib (negara-negara Arab di Afrika Utara), di kawasan Mediterania (yang menghubungkan Eropa dan Afrika) dan di dunia Islam.

Turki Usmani sangat berperan dalam memajukan kehidupan masyarakat Algiers serta membawa Algiers ke peta dunia. Guru besar sejarah Timur Tengah terkemuka, Ira M. Lapidus, dalam karya monumentalnya, A History of Islamic Societies, menyebut bahwa Turki Usmani-lah yang pertama kali membangun sebuah negara yang stabil di Aljazair. Ini, terang Lapidus, bisa dilihat dari hadirnya militer yang siap tempur, administrator terlatih, serta fondasi kuat birokrasi keagamaan di sana.

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement