Selasa 03 Aug 2021 06:26 WIB

Nazar Nenek Nabi Isa yang tak Tertunaikan

Nazar adalah janji kebajikan yang ditunaikan oleh seseorang.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Nazar Nenek Nabi Isa yang tak Tertunaikan
Foto:

Nazar nenek Nabi Isa ini diabadikan di dalam Alquran Surah Ali Imran ayat 35-36, Allah berfirman: “Idz qaalati-mratu Imraana Rabbi inni nadzartu laka maa fi bathni muharraran fataqabbal minni innaka anta as-sami’ul-alim. Falamma wadha’atha qalat Rabbi inni wadha’tuha untsa wallahu a’lamu bimaa wadha’at wa laisa ad-dzakaru kal-untsa, wa inni samaytuha Maryama wa inni u’idzuha bika wa dzurriyataha minassyaithaani ar-rajimi,”.

Yang artinya: “(Ingatlah) ketika istri Imran berkata, ‘Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada-Mu apa (anak) yang dalam kandunganku kiranya menjadi seorang yang dibebaskan (dari segala ikatan dengan makhluk). Karena itu, terimalah (nazar itu) dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Mahamendengar lagi Mahamengetahui. Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata, ‘Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkan seorang anak perempuan—dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu, dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta keturunannya kepada-Mu dari (gangguan) setan yang terkutuk,”.

Prof Quraish menjabarkan, kekuatan tekad dan ketulusan istri Imran dalam berdoa, serta karena ketaatannya dan kemurahan Allah, maka saat beliau melahirkan anaknya, dia mengetahui yang dilahirkannya adalah anak perempuan. Dia pun berkata dengan sedikit kecewa: “Tuhanku, pemeliharaku sesungguhnya aku melahirkan seorang anak perempuan,”.

Kekecewaan istri Imran terjadi lantaran anak perempuan, menurut tradisi, tidak dapat bertugas di rumah suci. Karena itu, istri Imran kecewa lantaran tidak dapat memenuhi nazarnya. Namun demikian, nenek Nabi Isa atas kelahiran anaknya berharap anak perempuan yang dilahirkannya dapat menjadi seorang perempuan yang taat kepada Allah SWT.

 

Maka ia beri nama bayi perempuan itu dengan nama Maryam, yakni seorang yang taat. Dengan harapan kiranya nama itu benar-benar sesuai dengan kenyataan dan oleh karena itu pula ia menyadari kedurhakaan disebabkan oleh gangguan dan rayuan setan, maka dia memohon perlindungan untuk Maryam secara terus-menerus. Dia berdoa agar anaknya dapat tumbuh dewasa dan panjang umur sehingga memperoleh anak keturunan yang juga mendapatkan perlindungan dari gangguan dan rayuan setan terkutuk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement