Jumat 23 Jul 2021 05:41 WIB

5 Kota Kuno yang Punah karena Bencana Alam

Penyebab lenyapnya kota ini dikaitkan dengan perubahan iklim, perang, dan bencana.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
5 Kota Kuno yang Punah karena Bencana Alam. Reruntuhan Pompeii di Yunani.
Foto:

3. San Juan Teotihuacán di Meksiko

Mesir kuno terkenal dengan piramida kolosalnya yang menakjubkan, tetapi Teotihuacan pada abad ke-2 SM telah merancang piramida bertingkat dengan luar biasa. Kota ini terletak 30 mil (sekitar 48 kilometer) di luar Mexico City, dan diyakini telah dihuni sekitar 400 SM.

Pada 400 M, kota ini adalah salah satu kota paling kuat dan berpengaruh di wilayah ini, dan dibangun dengan tata letak jaringan yang mencakup delapan mil (sekitar 13 kilometer). Kekayaan Teotihuacan yang sesungguhnya adalah piramida berundak yang sangat besar, serta kuil, istana, alun-alun umum, dan kompleks apartemen kuno di sana.

Sebagian besar dari sejarah kota tetap menjadi misteri. Sebagian kalangan meyakini kerusakan kota tersebut disebabkan oleh perubahan kondisi iklim seperti kekeringan yang panjang. Istana, alun-alun umum, dan kompleks perumahan tua juga ada di sana.

4. Tikal di Guatemala

Tikal adalah kompleks reruntuhan Maya jauh di dalam hutan hujan Guatemala utara. Sejarawan percaya bahwa lebih dari 3.000 bangunan di situs tersebut adalah sisa-sisa kota Maya yang juga disebut Yax Mutal, yang merupakan ibu kota salah satu yang terkuat.

Kerajaan kekaisaran kuno tu dihuni oleh penguasa Maya Aheb Exok. Tikal atau Yax Mutal adalah kota penting di Kerajaan Maya dari tahun 200 sampai 900 M. Para sejarawan percaya bahwa wilayah tersebut mengalami kekeringan hebat dan wabah penyakit epidemik.

5. Pompeii di Italia

Kisah yang tak terhitung jumlahnya telah diceritakan tentang tragedi Pompeii, yang terjadi pada 24 Agustus 79 Masehi. Itu adalah hari ketika gunung berapi Vesuvius meletus, dan penduduk yang malang sama sekali tidak siap. Abu dan tanah pun segera menutupi seluruh kota.

Diperkirakan 2.000 hingga 16 ribu orang meninggal. Letusan gunung berapi itu membuat bangunan kota masih ada, dan memperlihatkan kondisi ketika lahar mengalir dari gunung berapi ke bangunan dan penduduknya. Situs ini ditemukan pada abad ke-18, dan petunjuk yang ditemukan telah memberikan banyak detail kehidupan sehari-hari di kota Italia kuno ini.

Link artikel asli

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement