Setelah masuk awal waktu diatas, maka diperbolehkan untuk menyembelih kurban hingga terbenamnya matahari pada hari tasyrik terakahir yaitu tanggal 13 Dzulhijjah. Imam Khatib asy-Syirbini berkata dalam ‘Mughni al-Muhtaj’:
( ويبقى ) وقت التضحية ( حتى تغرب ) الشمس ( آخر ) أيام ( التشريق ) وهي ثلاثة عند الشافعي رحمه الله بعد العاشر[4]
Artinya: “Dan berlanjut waktu kebolehan menyembelihnya hingga terbenam matahari hari taysriq terakhir. Menurut Imam Syafii hari tasyriq itu tiga hari setelah tanggal sepuluh (Dzulhijjah).”
Muhammadiyah juga merajihkan pendapat Imam Syafi’I yang mengatakan bahwasannya hari tasyrik itu tiga hari seperti yang tertuang dalam Pengembangan HPT diatas. Penyembelihan hingga hari tasyriq terakhir ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW,
{ عرفة كلها موقف وأيام التشريق كلها منحر } رواه البيهقي وصححه ابن حبان ، وفي رواية لابن حبان { في كل أيام التشريق ذبح }
Artinya: “Hari arafah pada semua waktunya adalah waktu untuk wuquf dan hari tasyrik semua waktunya adalah waktu untuk berkurban.” (HR. al-Baihaqi dan dishahihkan Ibnu Hibban) Pada riwayat Ibnu Hibban beliau bersabda, ”Di Semua hari tasyrik diperbolehkan untuk menyembelih kurban”