REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran secara khusus menyebutkan hari-hari istimewa dengan AlAyyam Al Maklumat (hari-hari yang telah diketahui). Penyebutan ini merupakan bagian dari keistimewaan 10 hari pertama Zulhijah.
Ustaz Sutomo Abu Nash Lc dalam bukunya Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah menuliskan, maksud dari hari-hari yang telah diketahui dalam penafsiran imam As Syafi’i adalah sepuluh hari yang pertama dari bulan Dzulhijjah itu.
"As Syafi’i mengatakan, "Hari-hari yang diketahui adalah sepuluh hari yang akhirnya hari raya qurban".(Al Muzani, Mukhtashar, hal. 170 vol. 8)
Ayat yang dimaksud terdapat dalam surat Al Hajj ayat ke-28. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman.
"Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan menyebut (berdzikir) nama Allah di hari-hari yang telah ditentukan…."
Para ulama sebenarnya tidak sepakat dalam penafsiran hari-hari yang telah diketahui itu. Ada yang menafsirkan maksudnya adalah hari tasyrik, dan ada juga yang lainnya. Sejumlah pendapat terkait itu juga disandarkan beberapanya kepada ibnu ‘Abba s.
Salah satu penafsiran tersebut adalah sepuluh hari pertama dari bulan Zulhijjah, dengan memasukkan tanggal sepuluh sebagai hari terakhir. Dan inilah yang menjadi madzhab terpilih Imam As Syafi’i.
Imam Ibnu Katsir menuturkan, dari Syu’bah dan Husyaim, dari Abi Bisyr, dari Said dari Ibnu ‘Abbas, sepuluh hari “ Hari-hari yang diketahui adalah (pertama) ” .
Imam Bukhari mengomentari riwayat ini dengan nada memastikan. Pendapat serupa juga diriwayatkan dari Abu Musa Al Asy’ari, Mujahid, Qatadah, ‘Atha, Saed ibn Jubair, Al-Hasan, Dhahak, Atha’ Al Khurasani, dan Ibrahim An Nakhai. Inilah madzhab As Syafi’i dan pandangan masyhur Imam Ahmad ibn Hanbal’ (Ibnu Katsir, Tafsir Alquran Al Adzim, hal. 364 vol. 5).
"Inilah salah satu keutamaan yang dimiliki oleh waktu istimewa bernama sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah," kata Ustadz Sutomo.