Jumat 04 Jun 2021 08:11 WIB

Anak Yahudi Mirip Dajjal yang Picu Kehebohan di Madinah    

Ibnu Shayyad merupakan putra keturunan Yahudi di Madinah.

Rep: Syalaby Ichsan/ Red: Nashih Nashrullah
Ibnu Shayyad merupakan putra keturunan Yahudi di Madinah. Kota Madinah tempo dulu.
Foto:

Kejadian itu makin membuat para sahabat menjauhi Ibnu Shayyad. Sepeninggal Rasulullah SAW, Ibnu Shayyad memutuskan untuk memeluk agama Islam. Meski demikian, dia masih dijauhi.

Ketika dia ikut pergi menunaikan haji dan umroh bersama dengan rombongan para sahabat, dia mendekati Abu Sa'id al-Khudri. Ibnu Shayyad meletakkan barang perbekalannya bersama dengan barang Abu Sa'id. Dia pun mengeluhkan kondisinya kepada Abu Sa'id.

"Wahai Abu Sa'id, aku ingin mengambil tali lalu aku gantungkan di pohon kemudian aku gantung diri karena yang dikatakan banyak orang terhadapku. Wahai Abu Sa'id, siapa yang tidak mengetahui hadits Rasulullah SAW. Kalian wahai kaum Anshar, tidaklah samar bagi kalian. Bukankah kalian termasuk yang paling tahu hadits Rasulullah SAW?

Bukankah dia pernah bersabda bahwa dia (Dajjal) kafir, sementara aku Muslim? Bukankah Rasulullah SAW besabda bahwa dia (Dajjal) mandul, sementara aku punya anak? Dan aku tinggalkan ayahku di Madinah. Bukankah Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa dia (Dajjal) tidak bisa memasuki Madinah dan Makkah, sementara aku telah meninggal kan Madinah dan sekarang aku hendak ke Makkah?

Abu Sa'id pun hampir menerima alasan yang disampaikan Ibnu Shayyad. Namun, Ibnu Shayyad kemudian melanjutkan perkataannya. "Ingat, demi Allah aku mengetahuinya (Dajjal). Aku mengetahui kelahirannya dan posisi sekarang dia berada." Abu Sa'id kemudian menjawab, "Celakalah kau sepanjang hari ini." (HR Muslim 2927). Dalam riwayat lain dikatakan, jika Ibnu Shayyad tidak menolak jika dia menjadi Dajjal.

Sebagian ulama menyatakan jika Abu Shayyad adalah Dajjal. Umar bin Khattab bahkan pernah bersumpah jika lelaki tersebut Dajjal. Sumpahnya dilontarkan di hadapan Rasulullah SAW dan beliau tidak menyanggah dan tidak mengiyakannya. Pendapat ulama lainnya mengatakan jika Ibnu Shayyad hanyalah dukun, bukan berstatus sebagai Dajjal.

Nabi SAW juga telah mendapat informasi dari Tamim ad-Dari, seorang Nasrani yang terdampar di sebuah pulau. Dia bertemu dengan sesosok makhluk yang mengaku sebagai Masihud Dajjal. Pada hadits tersebut, Rasulullah mengabarkan jika sosok itu adalah Dajjal. Tamim yang menjadi mualaf ketika menyampaikan berita tersebut menyampaikan kepada Rasulullah jika Dajjal terbelenggu di sebuah pulau. Kedua tangannya terikat dengan lehernya.

Di antara lutut dan kedua mata kakinya terikat dengan besi. Tamim ad-Dari yang terdampar di pulau itu usai terombang-ambing di tengah laut menemui pria raksasa itu atas petunjuk sebuah makhluk berbulu lebat bernama Jassasah. 

Golongan ulama yang menolak jika Ibnu Shayyad merupakan Dajjal berpegang pada dalil yang diriwayatkan Imam Muslim dan bersumber dari Fathimah binti Qais ra tersebut. Dr Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al Wabil menukil pendapat beberapa ulama mengenai ini.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menuturkan bahwa masalah Ibnu Shayyad telah menjadi sesuatu yang rumit bagi sebagian sahabat. Mereka mengira bahwa dia adalah Dajjal, sementara Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tawaqquf (berdiam diri) sehingga jelas bagi beliau setelah itu bahwa dia bukan Dajjal. Dia hanya salah seorang dukun yang memiliki kemampuan-kemampuan setan. Karena itulah, Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam pergi untuk mengujinya.

Sementara itu, Ibnu Katsir berpendapat jika Ibnu Shayyad bukanlah Dajjal yang akan keluar pada akhir zaman berdasarkan hadits Fathimah binti Qais. Menurut Ibnu Katsir, hadits ini menjadi penentu masalah ini.

Al Hafizh Ibnu Hajar ra mencoba untuk menyelaraskan hadits-hadits yang bertentangan antara kisah Ibnu Shayyad dengan berita dari Tamim ad-Dari. Menurut Ibnu Hajar, cara yang paling dimengerti untuk kedua hadits tersebut, yakni Dajjal pada hakikatnya adalah yang disaksikan dalam keadaan terikat oleh Tamim.

Sementara itu, Ibnu Shayyad adalah setan yang menampakkan diri dalam bentuk Dajjal ketika itu. Dia pun pergi ke Ashbahan untuk bersembunyi bersama kawannya hingga datang pada masa yang ditakdirkan Allah untuk keluar dari tempat tersebut. Wallahua'lam.    

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement