Pertempuran tersebut adalah pertemuan antara Timur dengan peradabannya dan Islam saat itu, melawan Barat yang diwakili Eropa dan kerajaan Frank dengan agama Kristennya bersama kekuatan Eropa lainnya.
Pada akhir Oktober tahun 732 M, kedua pasukan itu berhadapan. Pada hari kesepuluh pertempuran, tentara Muslim berhasil meraih kemenangan. Namun, di tengah situasi ini, kaum Frank mengambil celah di kamp rampasan kaum Muslim. Akibatnya, sebagian besar pasukan memberontak untuk melindungi rampasan.
Ghafiqi mencoba memulihkan keadaan dan bergerak di antara para prajurit, mengumpulkan diaspora mereka lagi. Ketika itulah, sebuah anak panah mengenai dirinya dan dia pun terbunuh pada 732 M. Dalam kondisi itu, para pemimpin tentara Muslim memutuskan untuk mundur menuju pangkalan mereka di Septimania.
Kehidupan pemimpin Abdul Rahman al-Ghafiqi berakhir. Ini adalah pertempuran terpenting yang disaksikan umat Islam saat itu di hadapan kekuatan Eropa di rumah mereka sendiri, di Prancis.