Perjalanan ke Madinah
Abu Bakar telah menyewa Abdullah ibn Uqairidh seorang musyrik untuk menjadi penunjuk jalan ke Yatsrib. Kedua onta yang telah disiapkan oleh Abu Bakar dititipkan kepada Ibn Uqairidh untuk pada waktunya digunakan. Maka setelah tiga malam bersembunyi di Gua Tsur Abdullah ibn Uqairidh datang menjemput Nabi dan Abu Bakar dengan membawa dua ekor unta yang sudah disiapkan Abu Bakar tersebut.
Sebelum menunggang salah satu unta yang disiapkan Abu Bakar Nabi berkata: “Aku tidak menunggang unta yang bukan milikku”. Abu Bakar menjawab: “Ini hadiah untuk engkau.”
Nabi menolak hadiah itu sambil menanyakan berapa harga yang dibayar Abu Bakar untuk membelinya. Karena desakan Nabi, Abu Bakar menyampaikan harganya dan setuju untuk dibayar Nabi SAW. (M. Quraish Shihab, Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW, hal. 494)b
Ketika itu juga Asma’, putri Abu Bakar datang membawa bekal perjalanan, tetapi saat akan digantung di unta dia tidak membawa tali pengikat, maka dia memotong ikat pinggangnya. Sepotong digunakannya untuk mengikat bekal dan sepotong lagi digunakannya untuk ikat pinggangnya sendiri. Itulah sebabnya kakak Aisyah ini digelari Dzatu at-Nithaqain (pemilik gua ikat pinggang).
Kafilah kecil siap berangkat, terdiri dari empat orang menaiki tiga ekor unta. Nabi naik unta sendiri, Abu Bakar satu unta dengan Amir ibn Fuhairah dan satu unta lagi dinaiki oleh penunjuk jalan Abdullah ibn Uqairidh. Mereka menempuh jalur yang tidak biasa ditempuh oleh kafilah-kafilah yang menuju Yatsrib.