Jumat 14 May 2021 16:36 WIB

Mengenal Sosok Uzair

Orang-orang Yahudi menganggap Uzair sebagai 'anak Tuhan'

Rep: Syafruddin el-Fikri/ Red: Hasanul Rizqa
Ilustrasi Bani Israil menerima dakwah Uzair, tetap sebagian mereka justru berlebihan menganggapnya sebagai 'anak Tuhan'
Foto:

.

Mengenai nama lengkapnya, para ulama berlainan pendapat. Abu al-Qasim bin Asakir menyatakan, "Ia adalah Uzair bin Jarwah." Ada pula yang menyatakan, ia adalah putranya Suraiq bin Iddiy bin Ayyub bin Darzana bin Uriy bin Taqiy bin Usbu bin Fanhash bin al-Azir bin Harun bin Imran. Sebagian lainnya menyatakan, ia adalah Uzair bin Sarukha.

Surah al-Baqarah ayat 259 itu menceritakan kisah berikut.

Pada suatu hari, Uzair sedang melintasi sebuah negeri yang porak poranda. Ulama-ulama masa kini berpendapat, negeri yang dilintasi Uzair itu adalah Baitul Muqaddas, Palestina. Kawasan tersebut telah dihancurkan oleh Bukhtunnashir. Penduduknya juga terbunuh sehingga negeri itu tampak sepi.

Uzair melintasi bangunan-bangunan yang telah roboh. Ia berhenti sambil merenungkan mengapa kondisi itu bisa terjadi, padahal sebelumnya ramai. "Bagaimana Allah akan menghidupkan kampung ini setelah ia mati?" Hal itu diucapkannya setelah ia melihat kehancuran kampung yang dahsyat. Kemudian, Allah mematikannya selama 100 tahun.

Allah menghidupkannya kembali. Pertama adalah matanya agar ia bisa melihat, berikutnya adalah anggota badannya. Ketika ia terbangun, Allah bertanya kepadanya melalui perantara malaikat. "Berapa lama kamu tinggal?" Ia menjawab, "Satu atau setengah hari." Karena ketika ia merasa tertidur, waktunya siang hari dan ketika bangkit juga pada siang hari.

Lalu Allah berfirman, "Sesungguhnya kamu telah tinggal di sini selama 100 tahun. Lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum berubah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikanmu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali; kemudian Kami membalutnya dengan daging."Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati), ia pun berkata, "Saya yakin bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.'' (QS al-Baqarah [2]: 259).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement