Kamis 13 May 2021 20:15 WIB

Saat Perayaan Idul Fitri dan Idul Adha Ditiadakan Spanyol

Islam dan identitasnya hendak dihapus saat Granada jatuh dari kekuasaan Islam

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Islam dan identitasnya hendak dihapus saat Granada jatuh dari kekuasaan Islam. Ilustrasi Alhambra, jejak Islam di Spanyol
Foto:

Dalam situasi demikian, wajar saja bila umat Islam setempat meminta bantuan kepada raja-raja Muslim di luar negeri. Tokoh-tokoh mereka mengirimkan utusan dan surat kepada sejumlah sultan dengan harapan, para penguasa yang seiman itu dapat menyelamatkan penduduk Andalusia dari kezaliman raja dan ratu Katolik ekstrem. Pengiriman duta tersebut menimbulkan kehebohan di dunia Islam.

Tak sedikit pemimpin Muslim yang segera menyampaikan pesan kepada paus di Roma. Petinggi Katolik itu diingatkan, kaum Nasrani di bawah pemerintahan Islam dilindungi kebebasannya dalam beragama dan muamalah.

Mengapa orang-orang Islam di Iberia menerima kezaliman yang luar biasa? Bagaimanapun, paus tampak acuh tak acuh dengan pelbagai protes yang berdatangan. Spanyol seperti dibiarkan untuk membersihkan unsur Islam dari negerinya.

Pada waktu itu, Turki Ottoman belum menyandang titel kekhalifahan.Meskipun demikian, kerajaan Islam itu tetap menjadi salah satu tumpuan harapan kaum Muslimin Andalusia. Mereka berkirim surat kepada raja Utsmaniyah saat itu, Sultan Beyezid II.

Isinya antara lain sebagai berikut, seperti dikutip sejarawan Ali Muhammad ash- Shalabi dalam Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah(2003), "Semoga Allah memanjangkan umur kerajaan dan hidup Tuan. Semoga Dia menolongmu dengan kemenangan atas musuh, dan menempatkanmu di tempat yang diridhai dan dimuliakan. Kami adukan kepada Tuan semua yang kami alami dan rasakan."

 

Dalam surat yang sama, mereka juga mengeluhkan hasil diplomasi yang dilakukan kekhalifahan Islam saat itu, Dinasti Mamluk. Kerajaan Islam yang berpusat di Mesir itu memang telah merespons surat penduduk Muslim Andalusia terkait tragedi Reconquista. Sultan Mamluk pun mengirimkan utusan kepada paus dan kerajaan Katolik. Akan tetapi, para pemuka Nasrani setempat tidak menanggapinya secara serius. 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement