Rabu 17 Mar 2021 23:44 WIB

Redupnya Cahaya dan Terancamnya Bumi Saat Ulama Wafat

Wafatnya ulama tidak hanya berdampak bagi manusia tetapi juga alam

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Wafatnya ulama tidak hanya berdampak bagi manusia tetapi juga alam. Ilustrasi kematian ulama
Foto:

 

Maksud dari ucapan Ibn Abbas adalah: "Ketika ulama meninggal, kebodohan mudah tersebar. Terlebih ketika orang bodoh angkat bicara masalah agama. Sehingga pelanggaran agama akan semakin mudah tersebar dan meraja lela. Bumi kehilangan ruh kebaikannya. 

Seperti diketahui awal tahun Indonesia ditinggal para ulama secara berturut-turut. Salah satu di antaranya tanggal 14 Februari umat Islam dikejutkan dengan wafatnya ulama kharismatik, Syekh Ali Jaber. 

"Bagi orang saleh seperti beliau,  perjumpaan dengan Tuhan,  adalah dambaannya. Sebagaimana sabda Nabi yang menyatakan salah satu ciri seorang hamba Allah yang Mukmin adalah sangat mencintai perjumpaan dengan Allah," katanya. Dan juga dalam Alquran surat Al-Qamar ayat 54 Allah SWT berfirman: 

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَنَهَرٍ “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai,”    

Namun, bagi kita ini adalah suatu kehilangan besar.  Karena redupnya salah satu lentera yang selalu menerangi hati-hati ummat dengan mutiara-mutiara hikmah dan kebajikan.  Para ulama itu wafat sambil mengukir sejarah indah dan cantik. "Wafatnya diiringi peristiwa yang dikenang manusia dari generasi ke generasi," katanya. 

Imam Ibn Katsir dalam kitab tafsirnya menyatakan: “Peliharalah Islam ketika kamu sehat wal afiat, agar engkau mati di atas Islam. Sesungguhnya Dzat yang Mahamulia dengan kemurahan-Nya akan memberlakukan seseorang sesuai kebiasaannya. Bahwa orang yang memiliki kebiasaan tertentu dalam hidup, dia akan mati sesuai kebiasaannya. Dan siapa yang mati dalam kondisi tertentu, dia akan dibangkitkan sesuai kondisi matinya. Sungguh kita berlindung kepada Allah, jangan sampai menyimpang dari kebenaran." 

Habib Abdurrahman mengatakan, salah satu barometer keimanan seseorang adalah merasa sedih dengan kematian ulama. Karena hanya Iblis lah yang berbahagia dengan kematian ulama.  

Diriwayatkan dari Imam Baihaqi dari hadis Ma'ruf bin Kharbudz dari Abu Ja'far RA berkata, Kematian ulama lebih dicintai Iblis daripada kematian 70 orang ahli Ibadah."

Bahkan Dalam Kitab Tanqih al-Qaul, Imam Jalaluddin As-Suyuthi menuliskan sebuah hadits Rasulullah SAW yang berbunyi:  

وقال عليه الصلاة والسلام: {مَنْ لَمْ يَحْزَنْ لِمَوْتِ العَالِمِ، فَهُوَ مُنَافِقٌ مُنَافِقٌ مُنَافِقٌ} قالها ثلاث مرات "Barangsiapa yang tidak sedih dengan kematian ulama maka dia adalah munafik."

 

Kesedihan atas wafatnya ulama tidak bisa dibuat-buat atau pun direkayasa.  Allah SWT Pencipta Alam Raya, Sang Penggenggam dan Pemilik hati-hati manusia akan sangat tahu lintasan hati manusia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement