Jumat 19 Feb 2021 05:30 WIB

Jawaban Allah pada Mereka yang tak Percaya Hari Kebangkitan

Para pengingkar Hari Kebangkitan meragukan kuasa Allah dan ilmu-Nya.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Jawaban Allah pada Mereka yang tak Percaya Hari Kebangkitan.
Foto:

Mereka juga bertanya kepada Nabi kapan hari itu akan terjadi. Lalu Nabi menjawab, dia tidak mengetahuinya dan bisa jadi sudah dekat waktunya.

Dari ayat di atas jelas terlihat para pengingkar Hari Kebangkitan meragukan kuasa Allah dan ilmu-Nya menyangkut pembangkitan tulang belulang yang telah bercampur dengan tanah atau telah menjadi mangsa hewan.

Allah juga berfirman dalam surat Saba’ ayat 3-5:

وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَا تَأْتِيْنَا السَّاعَةُ ۗقُلْ بَلٰى وَرَبِّيْ لَتَأْتِيَنَّكُمْۙ عٰلِمِ الْغَيْبِۙ لَا يَعْزُبُ عَنْهُ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ فِى السَّمٰوٰتِ وَلَا فِى الْاَرْضِ وَلَآ اَصْغَرُ مِنْ ذٰلِكَ وَلَآ اَكْبَرُ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍۙ

لِّيَجْزِيَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِۗ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌ

وَالَّذِيْنَ سَعَوْ فِيْٓ اٰيٰتِنَا مُعٰجِزِيْنَ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عَذَابٌ مِّنْ رِّجْزٍ اَلِيْمٌ

Wa qālallażīna kafarụ lā ta`tīnas-sā’ah, qul balā wa rabbī lata`tiyannakum ‘ālimil-gaibi lā ya’zubu ‘an-hu miṡqālu żarratin fis-samāwāti wa lā fil-arḍi wa lā aṣgaru min żālika wa lā akbaru illā fī kitābim mubīn. Liyajziyallażīna āmanụ wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāt, ulā`ika lahum magfiratuw wa rizqung karīm. Wallażīna sa’au fī āyātinā mu’ājizīna ulā`ika lahum ‘ażābum mir rijzin alīm.

“Dan orang-orang yang kafir berkata, “Hari Kiamat itu tidak akan datang kepada kami.” Katakanlah, “Pasti datang, demi Tuhanku yang mengetahui yang gaib, Kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya sekalipun seberat zarrah baik yang di langit maupun yang di bumi, yang lebih kecil dari itu atau yang lebih besar, semuanya (tertulis) dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh), agar Dia (Allah) memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga). Dan orang-orang yang berusaha untuk (menentang) ayat-ayat Kami dengan anggapan mereka dapat melemahkan (menggagalkan azab Kami), mereka itu akan memperoleh azab, yaitu azab yang sangat pedih.”

Ayat tersebut menggambarkan manusia di bumi beragam jenisnya, ada yang baik dan buruk. Yang baik dan buruk pun bertingkat-tingkat. Kenyataannya, tidak semua telah mendapat ganjaran dan balasan amal perbuatannya. Bahkan banyak mereka yang baik malah mengalami kesulitan dalam hidupnya dan banyak pula mereka yang durhaka hidup tenang dan senang.

Oleh karena itu, perlu ada hari tertentu yang semua orang akan mendapat ganjaran yang setimpal dari amal perbuatannya. Mereka yang berbuat baik akan mendapat ampunan dan rezeki ilahi. Mereka yang durhaka akan memperoleh siksaan api neraka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement