Jumat 29 Jan 2021 13:59 WIB

Arkeolog Israel Temukan Puing Masjid Periode Awal Islam

Pembangunannya kira-kira satu generasi setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.

Arkeolog Israel Temukan Puing Masjid Periode Awal Islam. Katia Cytryn-Silverman, seorang arkeolog dari Hebrew University di Yerusalem, berpose di situs Masjid Al-Juma (Jumat), di Tiberias, Israel utara, Rabu, 27 Januari 2021. Arkeolog menemukan sisa-sisa salah satu masjid paling awal di dunia Islam di di kota kuno Tiberias.
Foto:

Penggalian awal situs tersebut pada 1950-an membuat para cendekiawan percaya bangunan itu adalah pasar Bizantium yang kemudian digunakan sebagai masjid. Namun, penggalian di bawah pimpinan Cytryn-Silverman menggali lebih dalam di bawah lantai.

Koin dan keramik yang terletak di antara dasar fondasi yang dibuat dengan kasar membantu penanggalan situs tersebut menjadi sekitar 660-680 M, hampir satu generasi setelah kota itu direbut. Dimensi bangunan, denah lantai berpilar, dan kiblat atau relung sholat, sangat mirip dengan masjid lain pada masa itu.

Avni mengatakan, untuk waktu yang lama, para akademisi tidak yakin apa yang terjadi pada kota-kota di Levant dan Mesopotamia yang ditaklukkan oleh umat Islam pada awal abad ke-7. "Pendapat sebelumnya mengatakan ada proses penaklukan, pengrusakan, dan penghancuran. Saat ini, para arkeolog memahami ada proses yang cukup bertahap, dan di Tiberias Anda melihatnya," kata Avni.

Cytryn-Silverman mengatakan, masjid pertama yang dibangun di kota yang baru ditaklukkan itu berdiri berdampingan dengan sinagoge lokal dan gereja Bizantium yang mendominasi cakrawala. Fase paling awal dari masjid ini lebih sederhana ketimbang sebuah struktur bangunan yang lebih besar dan megah yang menggantikannya setengah abad kemudian.

"Setidaknya sampai masjid monumental itu didirikan pada abad ke-8, gereja tetap menjadi bangunan utama di Tiberias," ujarnya.

Dia mengatakan, hal ini mendukung gagasan bahwa para penguasa Muslim awal yang memerintah sebagian besar populasi non-Muslim, mengadopsi pendekatan toleran terhadap agama lain, dan memungkinkan "zaman keemasan" hidup berdampingan.

"Anda lihat permulaan pemerintahan Islam di sini sangat menghormati penduduk yang merupakan penduduk utama kota, Kristen, Yahudi, Samaria," kata Cytryn-Silverman.

 

"Mereka tidak tergesa-gesa mengungkapkan keberadaan mereka ke dalam bangunan-bangunan. Mereka tidak menghancurkan rumah ibadah orang lain, tetapi mereka benar-benar menyesuaikan diri dengan masyarakat yang mereka pimpin sekarang," tambahnya. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement