Kamis 21 Jan 2021 22:35 WIB

Fungsi-Fungsi Vital Agama Selain Beribadah kepada Tuhan

Terdapat sejumlah fungsi agama selain beribadah kepada Tuhan

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Terdapat sejumlah fungsi agama selain beribadah kepada Tuhan. Ilustrasi umat beragama
Foto:

Pembahasan yang paling sesuai dengan judul buku ini terdapat dalam bab 3 dengan tema “Beragama yang Fungsional”. Pada bab ini, Prof Nasaruddin menjelaskan fungsi agama dalam kehidupan masyarakat, yang antara lain berfungsi untuk memberi makna hidup, sebagai sumber nilai, moral, etika, memberikan rasa aman dan percaya, serta motivasi kuat untuk melaksanakan kemaslahatan.

Selain itu, agama juga berfungsi sebagai kontrol sosial dan motivator pembangunan berdimensi kemanusiaan. Bahkan, menurut Prof Nasaruddin, agama juga berperan sebagai instrumen perekat keutuhan bangsa.

Dalam sebuah masyarakat yang pluralis seperti Indonesia, maka disadari betul betapa pentingnya menampilkan agama sebagai faktor sentripetal (kekuatan daya penyatu). Menurut dia, agama perlu berperan sebagai instrumen perekat keutuhan bangsa.

Diakui atau tidak, disadari atau tidak, kekuatan agama sebagai faktor sentripetal telah berjasa besar di dalamnya. Pemimpinnya boleh berganta-ganti, tetapi kekuatan nilai-nilai dan norma-norma agama sebagai living low di dalam masyarakat tetap bekerja. Masing-masing umat beragama di Indonesia tetap menjalankan ajaran-ajaran dan hukum agamanya dengan taat tanpa peduli siapa pun penguasanya.

Dengan menyadari arti penting agama tersebut, maka fungsi dan peran agama perlu dipertahankan keberlangsungannya di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Kendati demikian, citra agama yang tercermin di masyarakat sering kali menampilkan yang pradoksial.

 

Di satu sisi agama diharapkan menjadi penyejuk kehidupan, tapi dalam suatu kenyataan agama dijadikan topeng untuk berbuat tindak kekerasan. Menurut Prof Nasaruddin, agama seharusnya menawarkan kedamaian, tapi dalam suatu kenyataan agama menjadi pemicu konflik, bahkan konflik agama bisa lebih dahsyat daripada konflik primordial lainnya.

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement