Ada nuansa keyakinan penuh dari Abdul Qadir dalam suratnya itu. Yang luput dari perhatiannya adalah Prancis sesungguhnya telah berhasrat besar untuk menjajah sebagian (besar) Benua Afrika dan Timur Tengah.
Berbagai persiapan pun telah dilakukan, termasuk dalam soal persenjataan modern dan strategi. Kolonisasi atas Aljazair hanyalah satu fase dari rencana besar tersebut.
Valee ternyata gagal mengalahkan pasukan gerilya yang dipimpin Abdul Qadir. Pada 1840, posisinya digantikan Thomas-Robert Bugeaud. Inilah mulainya puncak kolonialisme Prancis atas Aljazair. Setelah tiga tahun berjuang, Abdul Qadir dan pasukannya kian tersudut sehingga terpaksa meminta per lindungan kepada negara te tangga, Maroko.
Sultan Maroko Abdurrahman kemudian memaklumkan perang terhadap Prancis sebagai suatu langkah politis demi menggaet popularitas di tengah komunitas Muslim.
Namun, pada 14 Agustus 1844 kapal perang bangsa Eropa itu dapat membombardir Pelabuhan ash-Shawirah dan Tangier di Maroko Barat. Sultan Abdurrahman pun mengibarkan bendera putih.