Jumat 01 Jan 2021 12:24 WIB

Nabi, Kaitannya dengan Yahudi, Muslim, dan Cinta Tanah Air

Islam bukanlah produk yang lahir dari ideologi modern barat.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Nabi, Kaitannya dengan Yahudi, Muslim, dan Cinta Tanah Air. Rasulullah SAW. Ilustrasi
Foto:

Dari kedua ayat di atas, beliau menjelaskan, hal ini merupakan bukti kuat betapa kewarganegaraan merupakan bagian dari ajaran Islam. Beliau pun menceritakan suatu ketika, Rasulullah SAW berkecenderungan hati untuk membenarkan tuduhan kepada seorang Yahudi dan membenarkan seorang Muslim atas dasar sangka baik terhadap seorang Muslim.

Lalu kemudian, Rasulullah SAW ditegur oleh Allah lantaran si Yahudi tidak bersalah dan si Muslimlah yang ternyata munafik. Teguran Allah kepada Nabi ini diabadikan dalam Alquran Surah An-Nisa ayat 105.

Allah berfirman: “Inna anzalna ilaikal-kitaba bil-haqqi litahkuma baina an-naasi bimaa araakallahu, walaa takun lil-khaainina khashiman,”.

Yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Kitab dengan hak, dan janganlah menjadi pembela orang yang khianat (kendati dia Muslim),”.

Bahkan Alquran juga menetapkan kewajiban seseorang berlaku adil kepada siapa pun, sebagaimana yang tercatat dalam Surah Al-Mumtahana ayat 8. Seorang Muslim harus berlaku adil kepada siapa pun yang berhak mendapatkan keadilan, apapun latar belakang agama apalagi sukunya.

 

Tak hanya itu, beliau menjabarkan sebagaimana yang dikutip dari Ibnu Arabi bahwa keadilan merupakan suatu hal yang bersifat wajib, atau kewajiban. Berlaku adil perlu dilakukan, menurut Ibnu Arabi, walaupun terhadap musuh. Begitulah ajaran Islam memberikan penekanan bagi setiap pengikutnya, sehingga kaitan agama, negara, serta kemanusiaan sejatinya merupakan anak kandung dari risalah Illahi yang disampaikan Nabi Muhammad SAW.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement