Kamis 03 Dec 2020 05:33 WIB

Tips Menanggapi Islamofobia dengan Tepat (3-Habis)

Islamofobia mengakibatkan trauma psikologis dan masalah kesehatan mental.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Tips Menanggapi Islamofobia dengan Tepat (3-Habis). Islamofobia (ilustrasi)
Foto:

Batasi ekspos media

Beri tahu mereka bahwa peristiwa teroris ini benar-benar tidak Islami dan sama sekali bukan definisi tentang bagaimana kita harus berperilaku dalam Islam (bahwa, pada kenyataannya, tindakan ini sepenuhnya berlawanan dengan apa yang kita perjuangkan sebagai Muslim)

Ekspos mereka ke sisi positif dari budaya mayoritas

Pastikan anak-anak mengenal budaya tempat mereka tinggal. Kami berharap orang-orang menerima kami sebagai Muslim di negara mereka, jadi kami juga harus menghormati negara mereka. Dengan terlibat dalam budaya dan menjadi anggota masyarakat yang aktif maka ini dapat mendukung pemahaman dan dialog yang positif.

Jika mereka memang menjadi korban Islamofobia, mereka harus tahu bahwa tidak semua orang di negara itu seperti itu, dan nyatanya lebih banyak orang mendukung Muslim di negara mereka.

Bicaralah dengan guru mereka

Meskipun tidak ada insiden, terlibat secara proaktif dengan sekolah juga dapat menjadi alat yang berguna. Cukup periksa bagaimana perkembangan mereka di sekolah dan apakah mereka menjalin persahabatan yang baik. Jika anak tahu bahwa orang tua mereka memiliki hubungan yang baik dengan guru, mereka akan lebih cenderung dan nyaman untuk melaporkan masalah jika mereka menghadapinya karena mereka akan merasa didukung oleh guru.

Biarkan mereka merasa penting dan bertanggung jawab

Dalam beberapa kasus, guru bahkan mungkin mengizinkan anak kita untuk memberikan presentasi di kelas mereka tentang Islam dan mendidik teman-temannya. Hal ini dapat membantu memberikan rasa tanggung jawab dan prestasi sebagai duta Islam.

Secara keseluruhan, ada sejumlah cara, baik sebagai orang dewasa maupun anak-anak, yang dapat kita tanggapi secara positif terhadap Islamofobia secara bertanggung jawab. Kita tidak hanya menjadi korban pasif dari kejahatan rasial dan Islamofobia, tetapi untuk menanggapi pelaku dengan cara yang tepat dan melaporkan kejahatan melalui saluran yang tepat untuk memastikan tindakan yang tepat diambil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement