Rabu 02 Dec 2020 18:18 WIB

Sanksi Berat untuk Pembunuh

Pembunuhan merupakan dosa besar pertama yang terjadi dalam sejarah manusia.

Sanksi Berat untuk Pembunuh

Setiap terjadi pembunuhan di atas permukaan bumi ini, maka Qabil akan ikut menanggung dosanya, sebagai konsekuensi dari perbuatannya yang memprakarsai pembunuhan di muka bumi. Dia telah menjadi role model yang memperkenalkan pembunuhan kepada umat manusia. Rasulullah bersabda:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ تُقْتَلُ نَفْسٌ ظُلْمًا، إِلَّا كَانَ عَلَى ابْنِ آدَمَ الأَوَّلِ كِفْلٌ مِنْ دَمِهَا، لِأَنَّهُ أَوَّلُ مَنْ سَنَّ القَتْلَ (رواه البخاري)

“Dari Abdullah ra, dia berkata: “Tidak satupun jiwa yang terbunuh secara zhalim melainkan putra Adam yang pertama ikut menanggung (dosa pertumpahan) darah itu karena dialah orang pertama yang melakukan pembunuhan”. (HR al-Bukhari)

Dewasa ini, berita tentang pembunuhan kerap menghiasi media massa, baik media cetak maupun elektronik. Kasus perampokan, penyekapan dan pembegalan yang berujung pada pembunuhan, tidak asing lagi di telinga publik. Biasanya korban dibunuh untuk menghilangkan jejak pelaku. Lebih tragis lagi, pembunuhan dengan cara si pelaku memutilasi anggota tubuh korban dan membuangnya secara serampangan.

Bahkan tak jarang, bayi yang masih merah menemui ajalnya di tangan orang tuanya sendiri, dengan dalih menutupi aib karena dilahirkan melalui hubungan yang tidak sah secara hukum agama. Ada juga yang dibunuh ketika janin masih dalam kandungan dengan cara aborsi. Padahal hewan saja tidak tega membunuh darah dagingnya sendiri.

Demikian juga aksi main hakim sendiri yang kadang dilakukan oleh sebagian oknum masyarakat tanpa pertimbangan dan crosscheck terlebih dahulu. Sangat disayangkan, ketika orang yang tidak bersalah harus meregang nyawa dengan cara yang sadis, menjadi korban kebrutalan massa yang tersulut api kemarahan.

Emosi yang berlebihan menyebabkan manusia kehilangan akal sehat, sampai melakukan hal yang tidak sewajarnya terjadi. Rasanya begitu murah harga sebuah nyawa, sehingga mudah sekali untuk menghilangkan nyawa orang lain tanpa pernah memikirkan akibat yang akan timbul dari perbuatan itu.

Padahal Allah sudah memberi ultimatum bahwa membunuh satu jiwa saja tanpa alasan yang dibenarkan, maka sama seperti membunuh manusia seluruhnya. Bila ditinjau dari perspektif agama, maraknya kasus pembunuhan mengindikasikan hari kiamat semakin dekat.

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement