Rabu 14 Oct 2020 05:35 WIB

Pemilik Dua Hijrah: Ruqayah binti Rasulullah SAW

Ruqayah memeluk Islam bersamaan dengan ibunya Khadijah.

Pemilik Dua Hijrah: Ruqayah binti Rasulullah SAW. Ilustrasi Muslimah
Foto:

Dia sampai berjalan terhuyung-huyung. Tubuhnya demam tinggi. Rupanya kematian sang putra cukup meninggalkan duka yang sangat mendalam. Tak heran setiba di rumah, dia langsung menghempaskan tubuhnya di atas kasur.

Sementara Utsman ibn Affan hanya bisa berdiri di samping nya. Dia berusaha merawat dan menemani sang istri yang sedang sakit.

Dalam pada itu, terdengar seruan jihad memanggil seluruh kaum mukminin, baik dari kalangan Muhajirin maupun dari kalangan Anshar, dalam rangka memerangi orang-orang musyrik di wilayah Badar. Ingin sekali rasanya Utsman memenuhi seruan itu.

Namun, dirinya tak sampai hati jika harus meninggalkan sang istri yang sedang sakit, terlebih pada detik-detik terakhir menjelang ajal. Akhirnya, dia terpaksa harus absen dalam Perang Badar dan memilih menemani istri tercinta yang sedang sakaratul maut

Sewaktu sang ayah, Nabi SAW pulang dari Badar dengan membawa kemenangan terbesar dan diiring rombongan kaum Muslimin yang tak henti mengumandangkan tahlil dan takbir, sang putri sudah tiada. Begitu mendapat kabar akan kepergian salah satu putrinya, Nabi SAW pun bergegas menuju Madinah.

Benar saja, setiba di rumah. iau mendapati para wanita Madinah sudah ramai menangisi Ruqayah. Melihat para wanita menangis, 'Umar ibn al-Khattab sempat memukul mereka dengan pecutnya.

Namun, tangannya segera diraih oleh Nabi SAW sambil berkata, "Biarlah mereka, ya Umar." Kemudian, beliau berkata kepada mereka. "Silakan saja kalian menangis. Namun, hati-hati dengan suara setan. Jika tangisan itu dari hati dan mata maka itu dari Allah dan rahmat-Nya. Tetapi jika tangisan itu dari tangan dan lisan maka itu dari setan."

Saat prosesi pemakaman, Fathimah tampak hadir. Dia duduk di bibir liang kubur Ruqayah, sambil menangis. Tak jauh darinya ada Rasulullah SAW yang sesekali mengusap air mata dengan ujung bajunya.

Anas ibn Malik meriwayatkan. "Kami menyaksikan langsung proses pemakaman putri Rasulullah SAW. Kala itu, beliau duduk di samping kubur putrinya sambil berlinang air mata.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement