Senin 24 Aug 2020 16:35 WIB

Imam Muslim dan Hadits yang Belum Diketahuinya

Imam Muslim wafat setelah menemukan satu hadits yang belum pernah ia tahu.

Imam Muslim dan Hadits yang Belum Diketahuinya. Kitab Sahih Imam Muslim
Foto:

Imam Muslim yang dikenal sangat tawadhu’ dan wara’ dalam ilmu itu telah meriwayatkan puluhan ribu Hadits. Disinyalir, Kitab Shahih Muslim-nya memuat 3.030 Hadits tanpa pengulangan. Bila dihitung dengan pengulangan, sekitar 10.000 Hadits.

Sementara ada yang menyebutkan 4.000 Hadits tanpa pengulangan dan 7.275 dengan pengulangan. Jumlah Hadits yang ditulis dalam Shahih Muslim diambil dan disaring dari sekitar 300.000 Hadits yang ia ketahui. Untuk menyaring Hadits-Hadits tersebut, Imam Muslim membutuhkan waktu 15 tahun.

Dalam proses penyusunan Kitab tersebut, Imam menerapkan prinsip ilmu jarh dan ta’dil. Suatu ilmu yang digunakan untuk menilai cacat tidaknya suatu Hadits.

Ia juga menggunakan sighat al-tahammul (metode-metode penerimaan riwayat), seperti haddatsani (menyampaikan kepada saya), haddatsana (menyampaikan kepada kami), akhbarani (mengabarkan kepada saya), akhabarana (mengabarkan kepada kami), dan qaalaa (ia berkata). Penerapan metode inilah yang dianggap sebagai wujud tawadhu’ dan wara’-nya Imam Muslim.

Hal ini pula yang dianggap sebagai kelebihan dibanding Shahih Bukhari. Kitab Shahih Muslim dianggap lebih hati-hati dan selektif, di samping pengelompokan haditsnya juga lebih baik. Ia meriwayatkan setiap Hadits di tempat yang paling layak dengan menghimpun jalur-jalur sanadnya di tempat tersebut. Sementara Imam Bukhari memotong-motong suatu Hadits di beberapa tempat dan pada setiap tempat ia sebutkan lagi sanadnya.

Meskipun Demikian, Reputasi Imam Muslim Dianggap Masih Di Bawah Gurunya, Imam Bukhari. Dalam Khazanah Ilmu-Ilmu Islam, Khususnya Dalam Bidang Ilmu Hadits, Nama Imam Muslim Begitu Monumental. Dalam Hal Ini, Ia Setara Dengan Imam Bukhari. Sejarah Islam Sangat Mengapresiasi Prestasinya Di Bidang Ilmu Hadits.

Selain al-Musnad ash-Shahih atau al-Jami’ al-Shahih, Imam Muslim membuahkan banyak sekali karya. Seperti, misalnya, al-Asma’ wa al-Kuna, Irfadus Syamiyyin, alArqaam, al-Intifa bi Julud al-Siba’, Auham al-Muhadditsin, al-Tarikh, al-Tamyiz, al-Jami’, Hadits Amr bin Syu’aib, Rijal al-‘Urwah, Sawalatuh Ahmad bin Hanbal, Thabaqat, al-I’lal, al-Mukhadhramin, al-Musnad al-Kabir, Masyayikh alTsawri, Masyayikh Syu’bah, Masyayikh Malik, al-Wuhdan, al-Shahih al-Masnad, dan lain-lain. Sebagian telah dicetak dan ada tiga Kitab yang masih berbentuk manuskrip: alAsma’ wa al-Kuna, Rijal al-‘Urwah, dan Thabaqat.

Ahmad bin Salamah menceritakan, “suatu hari, Imam Muslim mengadakan suatu majelis mudzkarah, lalu ditanyakan padanya sebuah Hadits yang ia tidak ketahui. Maka ia segera pulang lalu menyalakan pelitanya. Ia berkata kepada orang yang ada di rumah, ‘jangan sekali-kali ada seorang pun yang menemui saya.’

Disampaikan kepadanya bahwa ada yang menghadiahkan sekeranjang kurma lalu diberikan kepadanya. Mulailah ia mencari Hadits sambil menikmati kurma satu per satu hingga masuk waktu pagi di mana ia telah memperoleh Hadits yang dicarinya dan kurma yang ada di keranjang pun telah habis.”

Konon, oleh sebab itulah Imam Muslim harus undur diri dari kehidupan. Ia wafat setelah menemukan satu Hadits yang belum pernah ia tahu sebelumnya. Ia wafat pada bulan Rajab 261 H/ Mei 875 M. Ia dikuburkan di kampung Nasr Abad, salah satu daerah di luar Naisabur. 

 

https://www.suaramuhammadiyah.id/2020/02/22/imam-muslim-dan-hadits-yang-belum-diketahuinya/

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement