Sabtu 22 Aug 2020 08:09 WIB

Fatmawati: Kreator Sang Saka Merah Putih dari Muhammadiyah

Fatmawati menjahit bendera Merah Putih dengan cucuran air mata.

Fatmawati: Kreator Sang Saka Merah Putih dari Muhammadiyah. Bendera pusaka yang dijahit Ibu Fatmawati
Foto:

Perjuangannya Setelah Menjadi Ibu Negara

Firmansyah dalam Kisah Fatmawati Teteskan Air Mata Saat Menjahit Merah Putih menerangkan setelah menikah dengan Sukarno, menjadi Ibu Negara merupakan peran yang sangat berat dan penting bagi Fatmawati. Ia harus berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain dan terpisah dari Bung Karno untuk menghindari penangkapan.

Selama masa memperebutkan kemerdekaan, Fatmawati berperan ganda. Selain sebagai Ibu Negara, ia juga berperan dalam menyiapkan dan memberikan ransum untuk pejuang di pasukan terdepan pertempuran.

Tidak saja urusan makan, Fatmawati kerap juga menjadi orator ulung untuk menyemangati rakyat dan pejuang merebut kemerdekaan. Kepiawaian berorasi Fatmawati ini membuat Bung Karno makin bangga dan mencintai Fatmawati.

Bahkan, saat pascakemerdekaan, ia juga dikenal pandai menjalin hubungan dengan para kepala negara pada level internasional. Affandi juga menambahkan bahwasanya Fatmawati menjadi saksi pidato lahirnya lima sila (Pancasila) oleh Soekarno dalan sidang PPPK atau Panitia Penyelidik Persiapan Kemerdekaan) Indonesia pada Juni 1945.

Akan tetapi karya beliau yang sangat monumental adalah membidani sang saka merah putih. Bendera kebangsaan yang kini berkibar dengan penuh wibawa di seantero negeri dijahit oleh beliau.

Tangis Fatmawati Ketika Menjahit Sang Saka Merah Putih

Sejumlah kutipan Fatmawati yang cukup heroik ditulis oleh Bondan Winarno (2003) dalam bukunya Berkibarlah Benderaku. “Berulang kali saya menumpahkan air mata di atas bendera yang sedang saya jahit itu,” kenang Fatmawati, istri Proklamator Republik Indonesia, Sukarno.

Ungkapan tersebut dikarenakan Fatmawati sedang hamil tua dan sudah bulannya untuk melahirkan Guntur Soekarnoputra, putra sulung pasangan Bung Karno dan Fatmawati. “Menjelang kelahiran Guntur, ketika usia kandungan telah mencukupi bulannya, saya paksakan diri menjahit bendera Merah Putih,” kata Fatmawati.

Dua hari menjahit, baru selesai. Ia menghabiskan waktunya menjahit bendera besar itu di ruang makan dengan kondisi fisik yang cukup rentan.

“Jadi saya jahit berangsur-angsur dengan mesin jahit Singer yang dijalankan dengan tangan saja. Sebab, dokter melarang saya menggunakan kaki untuk menggerakkan mesin jahit,” katanya.

Fatmawati baru menyelesaikan jahitan bendera Merah Putih itu dalam waktu dua hari. Bendera Merah Putih berukuran 2 x 3 meter itu akan dikibarkan pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta.

Bendera yang dijahit Fatmawati itu menjadi Bendera Pusaka hingga saat ini. “Tak terbantahkan, peran dan fungsi bendera Merah Putih merupakan identitas negara paling abadi bersama lagu kebangsaan Indonesia Raya yang selalu kita peringati di hari Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus,” ujar Guruh Soekarnoputra pada pengantar Buku Fatmawati Catatan Kecil Bersama Bung Karno.

https://www.suaramuhammadiyah.id/2020/08/17/fatmawati-kreator-sang-saka-merah-putih-dari-muhammadiyah/

 

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement