Senin 15 Jun 2020 04:40 WIB

Hizbul Wathan dalam Perspektif Sejarah

Anggota kepanduan Hizbul Wathan ditempa untuk memiliki kepribadian baik.

Hizbul Wathan dalam Perspektif Sejarah. Pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan dan Hizbul Wathan.
Foto:

Pertumbuhan Muhammadiyah di masa awal juga tidak dapat dilepaskan HW yang selalu menjadi pelopor dalam setiap perintisan berdirinya cabang dan ranting Muhammadiyah. Artinya sebelum Muhammadiyah berdiri, di sana lebih dahulu berdiri HW. Oleh karena itu HW ini kemudian lahir pemimpin, dai dan muballigh yang ulet, percaya diri, disiplin dan mereka yang kemudian menjadi penggerak Muhammadiyah.

 Tentang peranan HW ini, dalam buku Sudirman Prajurit TNI Teladan dinyatakan, “Organisasi HW bagi Sudirman digunakan untuk melatih fisik dan membina mental dalam persiapan untuk hidup di kemudian hari. Baginya memasuki Hizbul Wathan bukan untuk gagah-gagahan atau aksi-aksian. Ia bertekad agar organisasi tersebut benar-benar dapat melatihnya sebagai seorang pand yang sangat patuh dan disiplin terhadap peraturan yang telah ditentukan”. (Dinas Sejarah TNI AD 1978, hal 141).

 Jadi HW memang diakui sebagai wadah untuk mendidik generasi muda menjadi generasi muda yang disiplin, jujur, berani, mandiri dan terampil serta berjiwa perwira sebagaimana yang ditanamkan dalam setiap dada anggota HW melalui perjanjian HW dan Undang-Undang HW**.

Peranan HW dalam Dakwah dan Syiar Islam

Selain itu HW mempunyai peranan yang penting dalam dakwah dan syiar Islam, khususnya dalam mendukung dakwah dan syiar Islam Muhammadiyah. Hampir di setiap kongres yang itu diselenggarakan oleh Muhammadiyah atau ‘Aisyiyah, HW selalu siap untuk membantu menyelenggarakan, menjaga keamananan, menyemarakkan dengan barisan tambur dan terompetnya.

Demikian pula di setiap hari besar Islam dan hari besar nasional, HW selalu tampil sebagai barisan ‘elite’ yang dengan gagah dan tegap berada di tengah-tengah barisan organisasi kemasyarakatan yang lain. Juga tidak jarang HW tampil dalam berbagai upacara atau seremonial yang diadakan oleh kalangan di luar Muhammadiyah, seperti pada saat jumenengan Sri Sultan Hamengkubuwono VIII. Di situ HW tampil dengan barisan tambur dan terompetnya yang dipimpin langsung oleh KH Ahmad Dahlan.

HW juga sering tampil sendiri dengan acara dan kegiatan yang menarik, sperti pawai, taptu, kampern dan jamboree. Dalam setiap kegiatan itu acaranya selalu menarik dan menajdi perhatian masyarakat. Pada gilirannya ganyak warga masyarakat, khususnya anak-anak dan generasi mudanya tertarik untuk menjadi anggota HW. Tidak sedikit dari golongan yang dulu tidak senang dengan Muhammadiyah tetapi tertarik kepada HW-nya. Bahkan dari kalangan kaum “abangan” pun tidak sedikit yang memsukkan anak-anaknya ke dalam pandu HW.

 

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement