Ahad 31 May 2020 11:30 WIB

Strategi Genius Muhammad Al-Fatih Taklukkan Konstantinopel

Muhammad Al-Fatih meminta pasukannya berpuasa sebelum menaklukkan Konstantinopel.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Strategi Genius Muhammad Al-Fatih Taklukkan Konstantinopel. Lukisan saat Sultan Muhammad al-Fatih merebut kota Konstantinopel.
Foto:

Strategi ini rupanya mampu memecahkan pertahanan musuh. Namun, penaklukan belum sepenuhnya berhasil.

Strategi demi strategi dilakukan. Sultan Mehmet kemudian memutuskan untuk melakukan serangan utama dan memerintahkan pasukannya beristirahat dan berpuasa sebelum serangan dilakukan.

Sang sultan tidak hentinya memberikan semangat pada bala tentaranya. Hingga pada Rabu pagi pada 29 Mei 1453, serangan dimulai dari pengerahan tentara yang kurang mahir hingga tentara yang lebih terlatih. Pasukan pemanah dan tentara janisari yang lebih terlatih juga dikerahkan.

Serangan secara terencana ini akhirnya membuahkan hasil dan membawa jatuhnya Konstantinopel ke tangan kekhalifahan Turki Utsmani. Dengan penaklukkan yang dilakukan itu, kota Konstantinopel diubah namanya menjadi Istanbul.

Saat mendapatkan kemenangan itu, Sultan Mehmet II tidak serta merta mengusir masyarakat di dalamnya. Namun, ia justru memberikan pengampunan pada masyarakat di kota itu dan mereka dilindungi.

Selanjutnya, Istanbul dijadikan sebagai ibu kota Daulah Utsmaniyyah pada 1457. Sultan Muhammad II memegang tampuk kekuasaan hingga ia wafat pada 886 H (1481 M).

Istanbul sendiri dikenal sebagai pusat dunia di masanya. Di kota itu hidup beragam masyarakat dari berbagai kebangsaan dari mulai Yunani, Armenia, Yahudi, orang-orang Latin, Arab, India, Iran dan Afrika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement