Menurut tafsir tahlili dalam Quran Kemenag menjelaslan bahwa bilangan seribu untuk menyatakan lamanya waktu kehidupan alam semesta ini sejal diciptakan Allah pertama kali sampai kehancuran di hari kiamat, kemudian kembalinya segala urusan ke tangan Allah yakni hari hisab. Hal tersebut membutuhkan waktu yang lama sekali sehingga sulit sekali bagi manusia menghitungnya.
Kemudian bunyi Surah al-Ma'arij ayat 4:
تَعْرُجُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ اِلَيْهِ فِيْ يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهٗ خَمْسِيْنَ اَلْفَ سَنَةٍۚ
Ta‘rujul-malā'ikatu war-rūḥu ilaihi fī yaumin kāna miqdāruhū khamsīna alfa sanah(tin).
Artinya: "Para malaikat dan Rūḥ (Jibril) naik (menghadap) kepada-Nya dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.").