REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Kemunculan sapi merah tidak hanya penting bagi orang Yahudi, tetapi juga bagi umat Kristen pengikut sekte evangelis, yang menandai akhir zaman dan kembalinya Yesus ke bumi.
Mengutip Arabicpost, Republika.co.id, menjabarkan sejumlah fakta terkait dengan kemunculan sapi merah bagi kaum Yahudi dan Nasrani. Yaitu sebagai berikut:
1. Ketika orang-orang Yahudi menunggu kemunculan sapi ini, pemerintah mereka mempunyai rencana lain dengan mencari bantuan dari American Temple Institute, yang telah mengabdikan dirinya sejak didirikan pada 1987, untuk menemukan sapi tersebut. Institusi itu memperoleh dana sumbangan besar dari Zionis lokal dan Kristen Evangelis.
Hal itulah yang dimaksudkan oleh Juru Bicara Brigade Al-Qassam Abu Ubaidah. Dia menyampaikan, organisasi paling terkemuka yang mendukung American Temple Institute untuk mendapatkan Sapi Merah adalah BUNA dan Institut Mikdash.
BUNA adalah organisasi Israel yang terdiri dari umat Kristen evangelis dan sayap kanan, dipimpin oleh Tzachi Memo. Sedangkan Institut Mikdash dipimpin oleh Rabbi Yisrael Ariel, yang merupakan sponsor spiritual Menteri Itamar Ben Gvir.
2. Pada 2022, ada 5 ekor sapi yang dinominasikan sebagai sapi yang diharapkan dikirim dari Negara Bagian Texas, Amerika, yang dianggap sebagai salah satu pasar peternakan sapi terbesar di dunia, ke sebuah peternakan rahasia milik institut tersebut di Kota Baisan, sebelah utara dari Lembah Yordan.
Namun laporan dari Hebrew Channel 12 menimbulkan kegaduhan besar, terutama di kalangan Kepala Rabbi Israel. Sebab, salah satu syarat sapi merah itu adalah dilahirkan di Ardh Israil atau Tanah Israel, dan bukan didatangkan dari Amerika.
Laporan tersebut menyatakan bahwa pemerintah Israel memberikan tindakan luar biasa terhadap kelima sapi itu. Karena tidak melakukan pemeriksaan wajib dan tidak memasang segel khusus sapi pada mereka.
3. Beberapa orang menganggap pembelian lima ekor sapi ini oleh Israel merupakan awal dari implementasi rencana Israel untuk menghancurkan Masjid Al Aqsa dan membangun kuil suci di atas reruntuhannya.
Mereka bertujuan membangun sebuah menorah atau kandil emas raksasa berdasarkan Taurat menurut mereka, dengan berat setengah ton meliputi 45 kilogram emas 24 karat.
Menorah ini terletak di alun-alun pusat Kawasan Yahudi di Kota Tua Yerusalem, dan siap dinyalakan di Bait Suci yang dibangun kembali.
4. Sementara itu, Rabbi Yitzhak Mamo mengatakan, pihaknya berencana mengadakan upacara Paskah pada tahun 2024 untuk menyembelih anak sapi impor, dengan asumsi tidak ada cacat pada anak sapi tersebut.
Mamo mengatakan telah membeli sebidang tanah yang menghadap ke Temple Mount (Masjid Al-Aqsa) 12 tahun lalu, dengan harapan dapat digunakan khusus untuk upacara penyembelihan dan memulai persiapan pembangunan Kuil Ketiga.