Oleh : Ustadz Dr Yendri Junaidi Lc MA, Ketua Komisi Fatwa MUI Tanah Datar
Ini mirip dengan seorang yang tidur dan mengalami mimpi buruk. Ia memang tidak disiksa secara fisik tapi batinnya sangat tersiksa. Dan memang orang yang mati itu seperti orang tidur. Sehingga ketika mereka dibangkitkan mereka berkata:
مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا هَذَا “Siapa yang membangkitkan kami dari tidur kami…”.
Baca juga: 5 Kunci Agar Rezeki yang Diperoleh Berkah di Dunia Menurut Alquran dan Hadits
Penampakan neraka di alam kubur itu juga merupakan azab tersendiri, meskipun bukan adzab seperti yang digambarkan di beberapa riwayat yang tidak bisa dijadikan pijakan dalam akidah. Karena sekali lagi, alam kubur bukan alam penghisaban, melainkan sekadar perpindahan dari dunia ke akhirat.
Secara lebih gamblang, Syekh Sya’rawi menjelaskan dalam tafsirnya:
والعذاب إنما يكون بأحد اثنين: إما عرض ما يعذب به، أو دخول فيما يعذب به، وهذا يكون في الآخرة. أما عرض العذاب فهو القبر كأنه يقول لك: انظر ما ينتظرك. وما دام الإنسان يرى الشر الذي ينتظره، أليس هذا عذاباً؟ إنه عذاب مؤكد. (تفسير الشعراوي جـ 9 ص 5457)
“Adzab itu satu dari dua bentuk; ditampakkan sesuatu yang akan menjadi azab baginya, atau masuk ke dalam azab itu secara langsung, dan ini hanya terjadi di akhirat. Adapun penampakan azab itu terjadi di alam kubur. Seolah-olah dikatakan padanya: “Lihatlah azab yang menantimu.” Selama seseorang melihat keburukan (azab) yang menantinya, bukankah ini juga sebuah azab? Tentu, ini adzab yang pasti.”
والله أعلم وأحكم