Ahad 14 Jan 2024 10:10 WIB

Kisah Wanita Penyiksa Hamzah, Paman Nabi Muhammad

Wanita penyiksa Hamzah paman Nabi Muhammad itu menjadi inspirasi di kemudian hari.

Infografis Gaya Hidup Nabi Muhammad yang Terbukti Sehat Secara Ilmiah
Foto: Republika.co.id
Infografis Gaya Hidup Nabi Muhammad yang Terbukti Sehat Secara Ilmiah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA — Ketika membedah sirah Nabi Muhammad SAW, kita pasti menemukan kisah Hamzah, paman rasulullah yang wafat dalam keadaan sangat mengenaskan.

Ternyata, di balik kisah kematiannya, terdapat seorang wanita Quraisy yang luar biasa sadis. Dialah Hindun binti Utbah. Sejatinya, ia bernama lengkap Hindun binti Uthbah bin Robi’ah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf al-Umawiyah al-Qurasyiyah. Ibunya bernama Shafiyyah binti Umayyah bin Haritsah bin al-Auqashi bin Murah bin Hilal bin Falih bin Dzikwan bin Tsa’labah bin Bahtah bin Salim. 

Baca Juga

''Ibuku adalah wanita yang sangat berbahaya di masa Jahiliyah dan di dalam Islam menjadi seorang wanita yang mulia dan baik,” ujar Mu’awiyah bin Abi Sofyan mengungkapkan sifat sang ibu. Setelah memeluk Islam, Hindun dikenal sebagai seorang wanita yang memiliki sifat luhur, fasih dalam berbicara, pemberani, kuat, dan berjiwa besar.

Ia juga dikenal sebagai seorang pemikir, penyair, dan seorang wanita yang bijak. ''Beliau adalah seorang wanita yang berjiwa besar dan memiliki kehormatan,'' tutur Imam Ibnu Abdil Barr. Cahaya Islam mulai menyinarinya, ketika pasukan tentara Islam di bawah komando Rasulullah SAW berhasil menguasai Makkah dalam sebuah peristiwa bersejarah yakni Futuh Makkah.

Kemenangan itu diraih kaum Muslimin di bulan Ramadhan. Penduduk Makkah pun berbondong-bondong berbaiat kepada Rasulullah SAW. Setelah membaiat kaum laki-laki, Rasulullah SAW kemudian membaiat kaum wanita. Di antara wanita-wanita yang berbaiat kepadanya adalah Hindun. 

Dalam riwayat Imam ath-Thabari disebutkan, Hindun datang memakai cadar untuk menutupi wajahnya, karena takut dikenali. Hindun masih merasa takut akibat tindakannya terhadap Hamzah di masa lalu. Di atas bukit Shafa, Nabi SAW berkata,''Aku meminta kalian berjanji untuk tidak menyekutukan apa pun dengan Allah (syirik).” Lalu Umar RA yang berada di bawah bukit menyampaikan perkataan Rasulullah itu kepada kaum wanita dan memastikan jawaban mereka.

Rasulullah melanjutkan, ”Dan tidak boleh mencuri.” Tiba-tiba Hindun berkata, ''Sesungguhnya Abu Sufyan sangat kikir. Bagaimana jika aku mengambil sebagian hartanya tanpa dia ketahui?'' Abu Sufyan yang berada tidak jauh dari tempat tersebut menimpali, ''Semua yang engkau ambil telah kuhalalkan.''

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement