Senin 27 Nov 2023 08:43 WIB

Lalai Berdzikir Sebabkan Hati Mati

Kebutuhan seorang hamba kepada dzikir melebihi kebutuhan seekor ikan terhadap air.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Jamaaah Masjid Al Furqan berdzikir usai pelaksanaaan shalat Jumat di Kompleks Jaka Purwa, Kecamatan  Bandung Kidul, Bandung, Jumat (20/3). Mengantisipasi penyeberan virus SARS Cov-2 penyebab COVID19 masjid ini menerapkan kaidah penjarakkan sosial (Social Distancing) pada pengaturan shafnya.
Foto:

Tiga Jenis Hati

Pertama, hati yang hidup dan sehat. Adalah hati yang senantiasa dipenuhi dengan dzikrullah. Hati yang mengikhlaskan seluruh amalannya hanya untuk Allah ta’ala. Ia mencintai, membenci, memberi dan menahan pemberian karena Allah semata. Dalam bertindak dan berlaku, selalu yang dijadikan sebagai patokan adalah keridaan Allah dan Rasul-Nya shallallahu’alaihiwasallam bukan yang lain.

Kedua, hati yang mati. Adalah hati yang kosong dari dzikrullah. Hati yang tidak mengenal Rabbnya, tidak beribadah pada-Nya, tidak menjalankan perintah-Nya maupun menjauhi larangan-Nya. Ia mencintai, membenci, memberi dan menahan pemberian semata karena menuruti hawa nafsunya.

Ketiga, hati yang sakit. Adalah hati yang masih hidup namun menderita penyakit. Tergantung unsur mana yang lebih dominan. Terkadang penyakitnya berkurang karena porsi dzikirnya ia tingkatkan. Namun seringkali, penyakitnya semakin parah, karena terlalu lama tidak berdzikir, sehingga hampir-hampir ia mati.

"Hati pertama adalah hati yang subur dan lembut. Hati kedua adalah hati yang tandus dan mati. Hati ketiga adalah hati yang sakit, kadangkala mendekati kesembuhan dan tidak jarang pula mendekati kematian. Nomor berapakah hati kita?" ucap Ustadz Abdullah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement