REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap Muslim tentu memiliki masalah yang harus dihadapi. Masalah ini menjadi ujian atau cobaan yang diberikan Allah SWT untuk menguji ketakwaan hamba-Nya. Di titik ini, seorang Muslim perlu bersikap arif agar ujian tersebut menjadi berkah untuk dirinya.
Dalam kondisi demikian, bagaimana caranya agar ujian yang sedang dihadapi itu berubah menjadi berkah? Mubaligh yang juga ulama Al Azhar Kairo Mesir Usama Qabil menjelaskan mengenai hal tersebut.
Dia mengingatkan tentang pentingnya bersabar dan bersyukur kepada Allah SWT. "Kesabaran harus dilakukan tanpa mengeluh dan bertindak sesuai keadaan, dan dari sinilah pahala Allah SWT akan besar," tuturnya, seperti dilansir Masrawy.
Qabil menambahkan, seorang Muslim juga sepatutnya mengambil pelajaran dari cobaan yang dihadapi Nabi Yusuf AS. "Jika keluarga Anda menderita, belajarlah dari guru kita Nabi Yusuf, dan lihat bagaimana dia teguh pada posisinya," ujarnya.
Dia menekankan, cobaan atau ujian paling sulit sekali pun itu bukanlah murka dari Allah. Cara menghadapinya adalah terus meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dan bersabar.
Nabi Yusuf dalam segala cobaan yang dialaminya, tidak berpuas diri, melainkan merenungi berbagai penyebab yang melatarbelakanginya, dan menyerahkan segala urusan kepada Allah, serta menolak Zulaikha, istri Al Aziz.
"Nabi Yusuf kala itu berkata 'Penjara lebih aku cintai daripada apa yang mereka hadirkan untukku.' Lihat apa kompensasinya. Dia menjadi Menteri Keuangan seluruh bumi,"
kata Qabil.
"Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka), dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh." (QS. Yusuf ayat 33)