Lalu, sayangilah diri kita dengan tidak terlalu memanjakan nafsu. Latih diri kita sendiri untuk senantiasa taat kepada-Nya. Dengan taat inilah yang akan mendatangkan rasa bahagia.
Bukan sekadar rasa senang yang sesaat dan semu. Taat di saat lapang maupun sempit. Karena bagi seorang muslim/ah, kebahagiaan bisa lahir dari minimnya doa dan bertambahnya pahala. Orientasi bahagia di dunia, lebih-lebih di akhirat. Bukan sekadar kebahagiaan yang berhenti di liang lahat saja, kan?
Tentu untuk bisa bertahan di segala situasi, kita benar-benar harus pandai merawat diri sendiri. Sebab, muslim yang kuat jauh lebih disukai Allah swt. ketimbang muslim yang lemah.
Senantiasa berlatih shalat dengan khusyuk supaya pikiran, hati, jiwa dan raga kita terbiasa untuk senantiasa sadar pada apa pun yang kita kerjakan saat ini (mindfulness). Karena hati menjadi barometer kepribadian kita, jagalah ia dengan rajin berpuasa agar kita terlatih untuk mengerem kemaksiatan dan mengegas amal shalih. Rajin sedekah agar hati kita tidak tamak.
Jagalah pula raga kita—tempat bersemayamnya ruh—dengan selalu menyegarkannya melalui rihlah dan juga olahraga. InsyaAllah, bila kita mengikuti gaya hidup Rasulullah saw., segala hal akan tampak membahagiakan kita di dunia dan lebih-lebih kelak di akhirat.
Identitas Buku:
Judul Buku: Agar Letih Berangsur Pulih
Penulis: Dwi Suwiknyo
Dimensi: 14 x 21 cm
Cetakan: September 2023
Halaman: 214
Cover: Soft Cover
Penerbit: Rene Islam
ISBN: 9786236083574
Ikuti Whatsapp Channel Republika
