REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Orang-orang ahlussunnah wal jamaah mempercayai bahwa hal-hal yang berkaitan erat dengan seorang wali mengandung keberkahan di dalamnya. Salah satunya adalah kitab-kitab yang disusun oleh wali tersebut saat masih hidup.
Ada sebuah kisah yang diceritakan seorang Muslim Kenya yang menyaksikan langsung keajaiban yang terjadi sebab berkah membaca karya seorang wali.
Yaitu ketika membaca kitab Maulid Simtu ad-Durar karya Habib Ali Al Habsyi dalam sebuah Majelis Maulid di kota Lamu, Kenya.
Seperti dikutip dalam Biografi Habib Ali Al-Habsyi pengarang atau muallif Simtu ad-Durar yang disusun Habib Husein Anis Al-Habsyi yang diterbitkan Pustaka Zawiyah, ada seorang lelaki bersama anaknya berumur 10 tahun datang ke rumah Habib Ali Al-Habsyi pada malam Kamis 21 Sya'ban pada 1326 H. Lelaki itu mencium tangan Habib Ali dan menangis gembira karena bisa bertemu langsung dengan penyusun Maulid Simtu ad-Durar.
Lelaki itu mengatakan bahwa dirinya berasal dari Swahili, suku bangsa yang berasal dari pantai Afrika Timur, terutama di daerah pantai dan kepulauan di Kenya.
Dia mengatakan datang ke Hadramaut Yaman hanya agar dapat memandang langsung wajah Habib Ali Al-Habsyi dan mendapatkan keberkahan.
Lelaki itu kemudian meminta agar Habib Ali mendoakan juga anaknya yang juga menyimpan rindu bertemu dengan Habib Ali. Habib Ali lalu mengusap dada anak itu dan mendoakan dengan keberkahan.
Lelaki itu mengatakan bahwa pembacaan Maulid Simtu ad-Durar diselenggarakan setiap tahun di kota Lamu yang dipimpin seorang ulama bernama Sayyid Saleh bin Alwi Jamalullail. Habib Ali pun lantas meminta lelaki itu menceritakan tentang bagaimana Muslim di Lamu, Kenya membaca Maulid Simtu ad-Durar.
Lelaki itu mengatakan bahwa Maulid Simtu ad-Durar atau Maulid Ali Al-Habsyi menjadi masyhur di Lamu.
Maulid itu dibaca di Masjid Riyadh, sebuah masjid yang namanya mengikuti dengan masjid yang didirikan Habib Ali di Hadramaut. Banyak orang yang menghadiri maulid itu.
Lelaki itu mengatakan bahwa dalam masjid digantungkan seribu pelita. Lelaki itu menceritakan tentang beberapa peristiwa aneh yang terjadi pada pelaksanaan maulid.
Dia menjelaskan bahwa saudaranya membawa dua botol air mawar yang diedarkan untuk dibagikan kepada jamaah yang datang.
Satu botol dikempit di tangan dan satu botol lagi diberikan ke pada jamaah. Saat botol pertama habis, diambil botol kedua.
Baca juga: Islam akan Jadi Agama Mayoritas di 13 Negara Eropa pada 2085, Ini Daftarnya
Setelah isi botol kedua habis dibagikan, orang itu pun kaget sebab botol pertama yang dikempit di tangan dan airnya telah habis justru terisi penuh kembali.
Orang itu lalu membagikan isi air di botol pertama. Setelah itu dia mendapati lagi botol kedua yang dikempit tangan dan telah kosong justru kembali terisi penuh.
Tak sampai di situ, lelaki Kenya itu menceritakan bahwa ketika pembacaan maulid sedang berlangsung, ada seseorang jamaah yang berdiri di dekat sumur masjid terjatuh ke dalamnya.
Jamaah yang menyaksikan itu pun berteriak panik dan memperkirakan orang yang jatuh ke sumur itu pasti mati.
Ulama yang memimpin Maulid Simtu ad-Durar di majelis tersebut yakni Sayyid Saleh bin Alwi Jamalullail mengatakan bahwa tidak akan terjadi apa-apa pada orang itu berkata Habib Ali.
Setelah itu, ternyata orang yang jatuh ke dalam sumur itu selamat dan tidak terluka sama sekali.
Setelah orang Kenya itu bercerita. Habib Ali pun berkata, "Itu adalah karamah dari para pecinta Nabi Muhammad SAW SAW," kata dia.