Selasa 03 Jan 2023 22:29 WIB

Ketika Ayahanda Habib Ali Al-Habsyi Tak Larang Jamaahnya Berpesta, Mereka pun Bertobat

Jamaah bertobat seusai Habib Muhammad ayahanda Habib Ali Al-Habsyi berdakwah

Rep: Andrian Saputra / Red: Nashih Nashrullah
Makanan pesta/ilustrasi. Jamaah bertobat seusai Habib Muhammad ayahanda Habib Ali Al-Habsyi berdakwah di jamuan pesta.
Foto: sodahead.com
Makanan pesta/ilustrasi. Jamaah bertobat seusai Habib Muhammad ayahanda Habib Ali Al-Habsyi berdakwah di jamuan pesta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak kisah dari para habib (habaib) yang meneladankan pentingnya berdakwah dengan lemah lembut, dengan menunjukkan akhlak-akhlak yang islami, termasuk pada mereka yang gemar dalam kegiatan-kegiatan yang tak bermanfaat, bahkan aktivitas maksiat sekalipun.  

Pengarang (muallif) Simtu ad-Durar al-Habib Ali al-Habsyi memiliki seorang ayah yang sangat piawai dalam berdakwah. Dia adalah Habib Muhammad bin Husein Al Habsyi. Ia lahir di Seiwun, Yaman pada 18 Jumadil akhir 1213 Hijriyah. 

Baca Juga

Habib Muhammad membaktikan seluruh usianya untuk belajar mengajar, beribadah dan berdakwah ke berbagai kota dan pelosok desa.  

Dalam Biografi Habib Ali al-Habsyi, yang disusun Habib Husein Anis Al Habsyi dan diterbitkan Pustaka Zawiyah digambarkan tentang metode dakwah Habib Muhammad. Dalam berdakwah Habib Muhammad tidak menunggu kesempatan. Tetapi Habib Muhammad aktif, menciptakan dan menjemput kesempatan berdakwah.  

Habib Muhammad sangat memahami situasi dan kondisi dalam berdakwah. Dikisahkan bahwa ketika Habib Muhammad berdakwah di Tarim. Pada suatu malam, sebagian jamaah yang biasa hadir di majelis Habib Muhammad tidak datang. 

Habib Muhammad pun menanyakan keadaan mereka yang tak datang ke majelisnya. Ternyata jamaah yang tak datang ke majelis Habib Muhammad itu sedang mengadakan pesta perburuan. 

Sebagai bentuk penghormatan dan untuk menyenangkan para jamaah itu, Habib Muhammad mengunjungi mereka malam itu juga. 

Mereka pun kaget dan merasa malu melihat kedatangan Habib Muhammad ke tempat pesta. Seketika Habib Muhammad mengatakan bahwa kedatangan adalah untuk ikut serta memeriahkan pesta perburuan jamaahnya itu.  

"Lanjutkanlah pesta kalian. Malam ini kami datang untuk memeriahkan pesta kalian karena kalian rajin menghadiri majelis kami," kata Habib Muhammad seperti dalam Biografi Habib Ali al-Habsyi pengarang Simtu ad-Durar yang diterbitkan Pustaka Zawiyah. 

Mendengar itu para jamaah pun gembira dan melanjutkan pestanya. Habib Muhammad membiarkan mereka melakukan apa yang mereka sukai. 

Setelah pesta usai, Habib Muhammad pun meminta kesediaan untuk mengajarkan ilmu pada mereka. Dengan sigap dan penuh semangat para jamaah itu pun membentuk halaqah dan mengikuti majelis Habib Muhammad.  

Di balik kealiman dan kepiawaian dakwahnya, Habib Muhammad belajar kepada para ulama terkemuka pada masanya. 

Di antara gurunya adalah Habib Thahir bin Husein bin Thahir, Habib Abdullah bin Husein bin Thahir, Habib Ahmad bin Umar bin Smith, Habib Hasan bin Shaleh al- Bahr, Habib Abdullah bin Ali bin Syihabuddin dan lainnya. Habib Muhammad juga berguru pada Mufti Makkah Muhammad Shaleh Rayyis. 

Selain itu kepada Syekh Umar bin Abdurrasul al Atthar, lalu pada Sayyid Imam al-Badl Abdurrahman bin Sulaiman al- Ahdal. Di Madinah, Makkah juga belajar kepada Syekh al Wali Manshur bin Yusuf al Budairi.  

Baca juga: Nasib Tragis Pendeta Saifuddin Ibrahim Penista Alquran, Jadi Pemulung di Amerika Serikat?

Habib Muhammad begitu sangat disayangi gurunya yaitu Habib Abdullah bin Husein bin Thahir. Habib Abdullah mendoakan Habib Muhammad dan keluarganya agar bermanfaat bagi masyarakat. 

Habib Abdullah memuji Habib Muhammad sebagai seorang yang shidq dalam berdakwah. Dia mendoakan agar anak cucu Habib Muhammad menjadi orang-orang yang faqih.  

Habib Muhammad menjabat menjadi mufti Syafi'iyah di Makkah sejak 1270 sepeninggal mufti sebelumnya yaitu Syekh Ahmad Dimyathi.

Habib Muhammad meninggal pada Subuh, Rabu 21 Dzulhijjah 1218 dan dimakamkan di Ma'lah, Hauthah al Ba 'Alawi, Makkah. Kedudukannya sebagai mufti kemudian digantikan oleh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan.       

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement