Kamis 17 Nov 2022 23:36 WIB

Sujud Spontan Kaum Musyrik Mendengar Ayat Sajadah, Meski Mereka Tetap Ingkar

Musyrik Makkah pernah spontan bersujud saat Rasulullah SAW baca ayat sajadah

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Alquran (ilustrasi). Musyrik Makkah pernah spontan bersujud saat Rasulullah SAW baca ayat sajadah
Foto:

Memang, kaum elite Arab kala itu biasanya sangat peka pada keindahan bahasa.Beliau lalu sampai pada ayat ke- 62 dari surah tersebut. 

فَاسْجُدُوا لِلَّهِ وَاعْبُدُوا  “Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia).”

Itu termasuk ayat sajadah. Nabi SAW pun bersujud. Ternyata, gerakan itu diikuti orangorang musyrik yang tadi menyimak pembacaan surat.

Tiba-tiba, datanglah segerombolan orang dari kalangan kafir Quraisy. Mereka mendapati kawan-kawannya itu sedang sujud, seperti halnya Nabi SAW. Dengan segera, kelompok yang baru saja tiba menarik mereka agar menjauh dari Rasulullah SAW.

Seseorang dari tokoh musyrik itu membentak temannya yang telah sujud mengikuti al-Musthafa. Katanya, “seharusnya kalian tidak mendengarkan Alquran. Kalau Muhammad sedang membacakan sesuatu, mestinya buat keributan agar orang-orang tidak bisa mengikuti (pembacaan Alquran),” begitu katanya. 

Tak lama kemudian, turunlah wahyu, yakni surat Fussilat ayat 26 yang menyebutkan: 

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَسْمَعُوا لِهَٰذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ

“Dan orang-orang yang kafir berkata, 'Janganlah kamu mendengarkan (bacaan) Alquran ini dan buatlah kegaduhan terhadapnya, agar kamu dapat mengalahkan (mereka).”

Kabar tentang sujudnya orang-orang musyrik itu sampai ke telinga para muhajirin di Etiopia. Kaum Muslimin itu sangat terkejut. Sayangnya, ada disinformasi yang terjadi. Mereka mengira, kaum musyrikin telah bertobat dan sadar sehingga menjadi pengikut Nabi SAW.

Dianggapnya, sujudnya para pembesar Quraisy itu adalah bukti keislaman. Padahal, yang sebenarnya adalah tokoh-tokoh kafir itu hanya secara spontan mengagumi indahnya Kalamullah yang dibacakan. Sesudah sujud, mereka tetap saja memusuhi Rasul SAW.

Baca juga: Penyebutan Nabi Muhammad SAW dalam Taurat dan Permintaan Nabi Musa AS

Karena salah kaprah ini, belasan Muslimin itu memutuskan untuk kembali dari negerinya Najasyi ke Makkah. Perjalanan pulang dilakukan saat Syawal. 

Di perbatasan Hijaz, mereka akhirnya mengetahui informasi yang sesungguhnya. Sebagian mereka kemudian balik lagi ke Etiopia.

Ada pula yang tetap memasuki Makkah walaupun dengan cara sembunyi-sembunyi agar terhindar dari gangguan musyrikin. Hijrah pertama ke Habasyah merupakan rintisan yang cukup sukses. 

 

Terbukti, berikutnya makin banyak orang Islam yang pindah dari Makkah ke negeri sana. Hijrah kedua diikuti sebanyak 83 Muslim dan 18 Muslimah. Semuanya atas izin Rasulullah SAW.    

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement