Ahad 11 Sep 2022 01:07 WIB

Masjid Agung Umayyah, Saksi Sejarah Perkembangan Kota Damaskus

Khalifah Al Walid ingin Masjid Umayyah menawarkan “surga Islam”.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Air mancur kuno di belakang gerbang timur Masjid Umayyah. Masjid Agung Umayyah, Saksi Sejarah Perkembangan Kota Damaskus
Foto:

Pembangunan masjid

Sebelum memutuskan untuk membangun masjid, Walid memikirkan konstruksi dan ukuran masjid. Dia ingin berbeda dari masjid-masjid yang ada di Madinah, Makkah, dan Kufah. Walid memikirkan masjid yang dibangunnya harus menawarkan “surga Islam” kepada umat beriman.

Oleh karena itu, dia memerintahkan agar setiap ruang yang ada di atas panel marmer dinding bawah ditutup dengan mozaik, di bagian dalam dan luar masjid. Seluruh masjid ditutupi gambar taman surga yang fantastis, lanskap luas dan beragam yang dikuasai oleh Umayyah, dicat emas dengan mosaik batu berwarna-warni.

Dikutip Middle East Eye, Kamis (8/9/2022), sekitar 40 ton kubus kaca dan batu yang di antaranya 12 ton berwarna hijau diatur sehingga seluruh ruang bersinar dan berkilau. Setiap kubus dimiringkan dengan hati-hati agar bisa menangkap cahaya jika dilihat dari bawah.

Untuk desainnya, Walid mengambil inspirasi dari sebuah ayat dalam Alquran yang menggambarkan surga dengan kamar-kamar yang tinggi dan sungai yang mengalir. Dalam laporannya, Jubayr menggambarkan kesempurnaan konstruksi masjid.

Menurut dia, masjid memiliki hiasan dan dekorasi yang luar biasa, termasuk mosaik emas dan batu berwarna luar biasa yang mempesona dalam cahaya. Sejauh ini, masih ada perdebatan soal design language untuk masjid itu Bizantium, neo-Romawi, Sassanian (Persia), Suriah, atau murni Islam. Karena kenyataannya, masjid mengandung semua unsur tersebut.

photo
Masjid Umayyah di Aleppo pada tahun 2010 (atas) dan kondisi terakhir 17 Desember 2016. - (Reuters)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement