Pembangunan masjid
Sebelum memutuskan untuk membangun masjid, Walid memikirkan konstruksi dan ukuran masjid. Dia ingin berbeda dari masjid-masjid yang ada di Madinah, Makkah, dan Kufah. Walid memikirkan masjid yang dibangunnya harus menawarkan “surga Islam” kepada umat beriman.
Oleh karena itu, dia memerintahkan agar setiap ruang yang ada di atas panel marmer dinding bawah ditutup dengan mozaik, di bagian dalam dan luar masjid. Seluruh masjid ditutupi gambar taman surga yang fantastis, lanskap luas dan beragam yang dikuasai oleh Umayyah, dicat emas dengan mosaik batu berwarna-warni.
Dikutip Middle East Eye, Kamis (8/9/2022), sekitar 40 ton kubus kaca dan batu yang di antaranya 12 ton berwarna hijau diatur sehingga seluruh ruang bersinar dan berkilau. Setiap kubus dimiringkan dengan hati-hati agar bisa menangkap cahaya jika dilihat dari bawah.
Untuk desainnya, Walid mengambil inspirasi dari sebuah ayat dalam Alquran yang menggambarkan surga dengan kamar-kamar yang tinggi dan sungai yang mengalir. Dalam laporannya, Jubayr menggambarkan kesempurnaan konstruksi masjid.
Menurut dia, masjid memiliki hiasan dan dekorasi yang luar biasa, termasuk mosaik emas dan batu berwarna luar biasa yang mempesona dalam cahaya. Sejauh ini, masih ada perdebatan soal design language untuk masjid itu Bizantium, neo-Romawi, Sassanian (Persia), Suriah, atau murni Islam. Karena kenyataannya, masjid mengandung semua unsur tersebut.