Ahad 04 Sep 2022 04:53 WIB

Tiga Cara Menjadi Sahabat Allah

Sahabat Allah tersebar di seluruh penjuru bumi.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ani Nursalikah
Umat Islam membaca Al Quran bersama-sama di Masjid Raya Nurul Islam, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Rabu (27/4/2022). Kegiatan Khataman Al Quran yang dilakukan 10 hari terakhir di bulan suci Ramadhan tersebut untuk meraih malam kemuliaan (Lailatulqadar) dari Allah SWT dengan memperbanyak amal ibadah yaitu membaca Al Quran, Shalawat, Shalat Tahajud (malam) dan berdzikir. Tiga Cara Menjadi Sahabat Allah
Foto: ANTARA/Makna Zaezar
Umat Islam membaca Al Quran bersama-sama di Masjid Raya Nurul Islam, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Rabu (27/4/2022). Kegiatan Khataman Al Quran yang dilakukan 10 hari terakhir di bulan suci Ramadhan tersebut untuk meraih malam kemuliaan (Lailatulqadar) dari Allah SWT dengan memperbanyak amal ibadah yaitu membaca Al Quran, Shalawat, Shalat Tahajud (malam) dan berdzikir. Tiga Cara Menjadi Sahabat Allah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sahabat-sahabat Allah (awliya) tersebar di seluruh penjuru bumi. Namun, kita tidak pernah tahu siapa orang-orang itu, bahkan para awliya sendiri tidak mengetahui ia terpilih menjadi sahabat Allah SWT. 

Para awliya itu, mereka tidak tahu betapa Allah mencintai mereka dan bagaimana mereka bisa naik ke peringkat itu. Dilansir dari About Islam pada Jumat (2/9/2022), ada tiga cara, yang disebutkan para ulama, untuk mencapai persahabatan khusus dengan Allah.

Baca Juga

Hal ini juga diriwayatkan oleh Nabi Muhammad dalam sebuah hadits Qudsi bahwa Allah telah berfirman: “Siapa pun yang menganggap teman istimewa saya itu sebagai musuh, saya akan berperang melawannya.”

Itu sangat indah dan sekaligus sangat menakutkan karena sekali lagi para awliya, para sahabat Allah, tersembunyi. Ali RA berkata:

“Allah telah menyembunyikan dua hal di antara manusia: Dia menyembunyikan kesenangan-Nya dalam perbuatan baik-Nya; maka kamu tidak mengetahui amal baik yang mana yang membuka keridhaan-Nya. Dan Allah telah menyembunyikan awliya-Nya, sahabat-sahabat khusus-Nya di antara manusia.”

 

 

 

Tiga hal yang memungkinkan seseorang mencapai posisi awliya

 

1. Penuhi Kewajiban dan Berbuat Baik

 

Anda memenuhi kewajiban dan Anda berbuat baik sampai Anda merasakan manisnya kebaikan itu, yang merupakan keridhaan Allah, dan itu menjadi kekuatan pendorong Anda dalam hidup. Kemudian, mengerjakan perbuatan yang menjadi kewajiban, seperti sholat tepat waktu, puasa, dan melakukan hal-hal yang diperintahkan Allah kepadamu. Sehingga kemudian ridha Allah menyertaimu.

 

Dan ketika Allah mencintaimu dengan cara itu, Dia menjadi pendengar dengan apa yang kamu dengar, penglihatan yang kamu lihat, tangan yang kamu pukul, cara kamu berjalan. Keridhaan Allah adalah yang mendorong Anda melalui semua perbuatan baik Anda sehingga Anda terus melakukan lebih dan lebih lagi sampai Anda tidak bisa mencapai kata cukup.

Karena Anda telah merasakan manisnya sholat, sekarang sholat lima kali tidak cukup lagi, Anda merasakan manisnya puasa, Ramadhan tidak cukup lagi, Anda merasakan manisnya haji, haji tidak cukup lagi. Maka Allah membukakan hal-hal ini untuk Anda, dan Anda merasakan kesenangan dari perbuatan baik itu dan itu menjadi kekuatan pendorong.

 

2. Bertaubat Setulus Hati

 

Seseorang menyesali perbuatannya dan memutuskan untuk bertaubat kepada Allah, hanya karena Allah, dan keridhaan Allah. Karena dalam bertaubat itu sama sekali menghilangkan efek kesenangan dari ketidaktaatan itu kepada Allah.

 

Jadi di situlah Anda menemukan hadits-hadits tentang seseorang yang berdosa besar dan kemudian tiba-tiba beralih, keridhaan Allah mengalahkan segala jenis kesenangan yang biasa mereka dapatkan dari ketidaktaatan itu.

 

3. Saat Allah Memberimu Ujian Besar

 

Allah mengambil sesuatu darimu, dan melalui tragedi itu kamu melakukan ihtisab, yaitu mencari ridha Allah. Dan Anda mencoba mencari kesenangan itu dari Allah, dan itulah yang membuat Anda mengambil hikmah melalui tragedi itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement