Selasa 12 Jul 2022 22:00 WIB

Kisah Empat Keadaan Said bin Amir

Said bin Amir al-Jumahi diamanahkan menjadi gubernur Syam.

Ilustrasi Sahabat Nabi
Foto:

Kira-kira setahun kemudian, Umar ingin meninjau kondisi provinsi tersebut di bawah kepemimpinan sang sahabat Nabi SAW yang zuhud.Sesampainya di Syam, ia mengumpulkan beberapa tokoh masyarakat lokal.

Mereka semua kompak mengatakan, kepemimpinan Said bin Amir al-Jumahi baik. Mendengar itu, sang amirul mukminin tersenyum lega.

"Wahai khalifah! Kami tidak mempermasalahkan sosok gubernur kami, kecuali pada empat hal, kata seorang perwakilan.

Senyum yang tadi sempat ada di wajah Umar, seketika lenyap.

Apa saja itu? tanya sahabat Rasul SAW yang terkenal berwatak keras tersebut.

Pertama, Said selalu datang untuk bekerja tidak sejak pagi hari.Kedua, pada malam hari dirinya tidak pernah mau menerima tamu. Ketiga, satu hari dalam sebulan selalu dirinya tidak menemui masyarakat. Terakhir, kadang kala ia jatuh pingsan, jelas si tokoh Syam.

Setelah pamit dari forum itu, Umar tidak langsung pulang ke Madinah. Ia sangat penasaran dengan kebenaran atau klarifikasi Said atas informasi tersebut. Maka, ia pun mendatangi rumah sang gubernur Syam.

Setibanya di tujuan, Umar disambut hangat oleh Said. Keduanya lalu saling berucap dan membalas salam, lalu menanyakan kabar.Lantas, sang tamu menanyakan perihal yang ingin diketahuinya.

"Benarkah apa yang dikatakan tokoh lokal itu tentangmu? tanya Umar.

Said menjawab tentang alasannya, tidak dapat melayani warga pada pagi hari. Sebab, dirinya tidak memiliki pembantu. Jadi, semua pekerjaan rumah harus dikerjakannya terlebih dahulu.

Untuk perkara kedua, ia mengatakan, hal itu dilakukan semata-mata untuk membagi waktu.Pagi hingga sore dirinya alokasikan guna melayani aduan masyarakat.Adapun malam hari dijadikannya momen beribadah bagi dirinya.

"Kemudian, mengapa engkau mengkhususkan satu hari dalam sebulan tidak mau ditemui warga? selidik Umar.

"Ya amirul mukminin, itulah waktu untukku sebulan sekali mencuci baju yang lekat di badan ini,"jawabnya.

 

Dan untuk jawaban terakhir, ternyata pingsan yang dialaminya akibat kerap teringat atas kematian Khubaib bin Adiy. Said masih saja merasa bersalah karena saat itu dirinya tidak berbuat apa pun terhadap kejahatan kaum musyrikin Quraisy.

sumber : Islam Digest
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement