Selasa 12 Apr 2022 14:00 WIB

Keunikan Kota Suci Makkah

Makkah dinilai telah menjadi inkubator budaya.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Pemandangan kota suci Makkah dari udara.
Foto:

Sejak orang-orang dari seluruh dunia datang ke Makkah dan Madinah untuk haji dan umrah, Arab Saudi tidak hanya melatih orang-orangnya dalam banyak bahasa untuk memfasilitasi para peziarah, tetapi juga memasang tanda dan rambu dalam berbagai bahasa di dua Kota Suci.

Penerjemah biasanya menafsirkan fatwa, memberikan bimbingan, menjawab pertanyaan, pidato dari hari Arafah selama haji, cuplikan dari biografi Nabi Muhammad dan Alquran.

Pertukaran budaya antara penduduk Mekkah dan para tamu Allah ini berkontribusi dalam menjaga dampak positif dan citra orang Makkah di benak para tamu Allah, sebagaimana orang Makkah menerima mereka dengan baik karena mereka ramah dan penyayang terhadap tamu Allah. Selain itu, masyarakat Makkah juga menawarkan komoditas dan layanan kepada jamaah dalam suasana ketenangan dan sentimen spiritual yang mulia.

Visi Kerajaan 2030 bertujuan untuk menerima 30 juta pengunjung pada 2030. Oleh karena itu, Qazzaz percaya para tamu Allah harus diberikan pengalaman terbaik melalui transformasi digital. Dia mengatakan, generasi saat ini harus mendaftarkan diri di lembaga khusus untuk belajar lebih banyak bahasa.

Untuk mencapai tujuan program Quality of Life dan tujuan program Layanan Tamu Allah, ia menilai semua layanan harus berkualitas tinggi, termasuk bahasa, yang merupakan media komunikasi utama dengan para peziarah dan pengunjung. "Hal itu akan memberi mereka kenyamanan dan kegembiraan, sekaligus memfasilitasi mereka melakukan ritual dengan suasana yang tenang," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement