REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berhati-hatilah ketika hendak bersumpah. Jangan sampai sumpah yang diucapkan adalah palsu. Sumpah palsu (al ghomus) dilarang dalam Islam. Apalagi bila sumpah palsu dengan menggunakan nama Allah Subahanahu wa Ta'ala . Maka orang yang melakukannya akan mendapat dosa berlipat ganda. Sebagaimana dalam kitab at Targhib wat Tarhib mengutip sebuah hadits:
وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَ كْبَرُالْكَبَائِرِالشِّرْكُ بِاللَّهِ وَالْيَمِيْنُ الْغَمُوْسُ.
Rasulullah ﷺ bersabda: “Dosa yang paling besar ialah menyekutukan Allah dan sumpah palsu.” (HR. Thabarani).
وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ حَلَفَ عَلَى يَمِيْنٍ مَصْبُوْرَةٍ كَاذِبَةٍ فَلْيَتَبَوَّأْمَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ.
Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa bersumpah dengan sumpah dusta, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya di dalam neraka.” (HR. Hakim
Maka para sahabat dan orang-orang saleh terdahulu begitu sangat berhati-hati dalam bersumpah. Dan sebisa mungkin tidak mengucapkan sumpah kendatipun apa yang dikatakannya adalah benar. Bahkan saking beratnya ketika mengucapkan sumpah meskipun benar dan sesuai faktanya, namun sejumlah sahabat rela menebus sumpah yang diucapkannya dengan menyedekahkan hartanya. Sebagaimana diriwayatkan:
وَعَنْ جُبَيْرِبْنِ مُطْعِمٍ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ افْتَدَى يَمِنَهُ بِعَشْرِةِ اَلَافِ دِرْهَمٍ ثُمَّ قَالَ: وَرَبِّ الْكَعْبَةِ لَوْحَلَفْتُ فَحَلَفْتُ صَادِقًاوَاِنَّمَا هُوَشَىْءٌ افْتَدَيْتُ بِهِ يَمِيْنِى.
Jubair bin Muth’im ra. telah menebus sumpahnya dengan sepuluh ribu dirham, kemudian ia berkata, “DemAllah yang memiliki Ka’bah, seandainya saya bersumpah , maka saya bersumpah yang benar. Sesungguhnya sepuluh ribu dirham itu barang yang menebus sumpahku.” (HR. Thabarani)
وَعَنِ الْأَشْعَثِ بْنِ فَيْسٍ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ اشْتَرَ ى يَمِينَهُ مَرَّةً بِسَبْعِيْنَ أَلْفًا.
Asy’ast bin Qais ra. telah membeli sumpahnya sekali, dengan tujuh puluh ribu. (HR. Thabarani).