Jumat 28 Jan 2022 11:06 WIB

Jejak Baru Islam di Selandia Baru

Jumlah Muslim dari luar Selandia Baru mengalami peningkatan pada 1980-an.

Masjid Al Noor di Selandia Baru. Jejak Baru Islam di Selandia Baru
Foto:

Sesudah kehadiran Muslim asal Cina dan Jawa, sejarah Islam di Selandia Baru diwarnai oleh kedatangan Muslim asal Asia Selatan. Muslim dari Asia Selatan ini membawa dampak lebih besar di Selandia Baru karena kehadiran mereka yang tercatat dan karena mereka membentuk komunitas yang bertahan selama bebera generasi.

Para pionir di antara mereka ialah Ismael Ahmed Bhikoo, asal Gujarat, yang datang ke negara itu pada tahun 1909 dan Essop Moosa, juga berasal dari India, yang menetap di Auckland. Mereka tidak tinggal sendiri, melainkan membawa istri dan sanak familinya dari India untuk menetap di Selandia Baru. Keturunan mereka masih berada di Selandia Baru hingga kini.

Kehadiran imigran yang berasal dari negara-negara berpenduduk Muslim ke Selandia Baru sempat terhenti pada dekade kedua abad ke-20. Penyebabnya adalah kebijakan anti-imigran asing yang dikeluarkan pemerintah Selandia Baru.

Barulah setelah Perang Dunia Kedua usai, terutama sejak dekade 1950an, imigran Muslim kembali datang ke Selandia Baru. Asalnya kini lebih beragam lagi, mencakup antara lain Muslim yang datang dari Albania, Bosnia dan Turki.

Beberapa organisasi Islam, yang awalnya bersifat lokal, didirikan sejak dekade 1950an. Di antara mereka ialah New Zealand Muslim Association (NZMA, berdiri tahun 1950 dan beranggotakan Muslim asal Gujarat), Anjuman Himayat al-Islam (berdiri tahun 1970an dengan anggota Muslim keturunan India dari Fiji), dan Muslim Association of Canterbury (MAC) yang eksis sejak tahun 1977 dan beranggotakan Muslim asal Asia Selatan.

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement