REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Azhar Rasyid, Penilik sejarah Islam
Kedatangan Islam di negara-negara Barat umumnya telah berakar lama. Sejak abad ke-8, kaum Muslim sudah menginjakkan kaki dan menyebarkan pengaruhnya di Eropa Selatan.
Salah satu puncak peradaban Islam bahkan eksis selama beberapa abad berada di Spanyol yang bekasnya masih terlihat hingga kini. Di Amerika Serikat (AS), kehadiran awal Islam bisa dilacak hingga ke abad ke-16, dan dewasa ini terdapat sekitar satu persen Muslim di tengah masyarakat AS.
Namun, di antara negara-negara Barat yang sudah mengenal dan diberi warna oleh Islam sejak berabad-abad silam, ada juga yang relatif baru dalam membangun interaksi dengan Islam. Salah satunya adalah Selandia Baru, negara Barat yang maju walaupun berada di lokasi yang jauh di Pasifik.
Wilayah Selandia Baru dibuka oleh orang Eropa sejak tahun 1642, ketika petualang dan pedagang Belanda yang bekerja kepada VOC Abel Tasman mendapat tugas mengeksplorasi kawasan yang belum terjamah orang asing di Pasifik dan Oseania. Sebagai pegawai VOC, Tasman sebelumnya sempat berlayar ke Batavia dan Pulau Seram di Maluku.
Dalam pelayarannya menuju ke Pasifik dan Oseania, pertama-tama ia dan koleganya mencapai Mauritius, lalu sampai di sebuah pulau di bagian selatan Australia (yang belakangan diberi nama sesuai namanya, Tasmania). Pada Desember 1642 kapal-kapal Tasman berhasil berlabuh di bagian utara South Island (pulau terbesar di antara dua pulau di Selandia Baru).
Halaman 2 / 6
Mulanya Tasman menamai tempat itu sebagai Staten Landt, tapi para pembuat peta Belanda beberapa tahun kemudian menamainya sebagai Nieuw Zeeland, dari mana kemudian nama New Zealand muncul.Selama berabad-abad kemudian, terutama sejak abad ke-18 dan setelahnya, wilayah yang mulanya didiami suku Maori ini didominasi oleh bangsa Eropa.
Selain orang Belanda, wilayah ini juga didatangi oleh para pelaut dan pedagang Inggris serta Prancis. Selain menjadikan wilayah itu sebagai pos dagang serta mencari produk-produk dari orang Maori maupun dari hasil laut di sekitarnya, orang Eropa juga mengirimkan misionaris ke sana.
Jumlah penganut Kristen di kalangan masyarakat Maori, yang mulanya mengikuti kepercayaan animisme, meningkat pada pertengahan abad ke-19 dan awal abad ke-20. Orang Maori juga menyerap berbagai aspek budaya Barat lainnya. Namun adakalanya terjadi konflik antara orang Eropa dengan orang Maori, terutama dalam soal penguasaan tanah oleh orang Eropa.
Di masa selanjutnya, Selandia Baru pun diwarnai oleh kehadiran agama-agama lainnya, seperti Islam, Hindu, Buddha, Judaisme, dan Baha’i. Kedatangan Islam ke sana bisa dilacak hingga ke era 1870an atau sekitar 140 tahun yang lalu.
Belum terlalu lama bila dibandingkan dengan kedatangan Islam di Indonesia atau bagian dunia non-Arab lainnya. Menariknya, sementara Islam yang datang ke wilayah di luar Dunia Arab, dalam hal ini Asia Tenggara, dianggap berasal dari Arab, India, dan Persia, kaum Muslim yang pertama kali datang ke Selandia Baru bukanlah berasal dari ketiga wilayah di atas.
Baca juga : Dubes RI Yakin Indonesia Jadi Poros Dunia Moderasi Islam
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook