Jumat 10 Dec 2021 05:10 WIB

Naskah Khutbah Jumat: Talk Less Do More

Terlalu banyak bicara bisa mengakibatkan orang lupa untuk berbuat.

Naskah Khutbah Jumat: Talk Less Do More
Foto:

Bukan berarti Islam melarang untuk bicara, melainkan berbicaralah dengan baik dan sopan serta sperlunya.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَقُولُواْ قَوۡلٗا سَدِيدٗا

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. (QS Al-Ahzab ayat 70). Termasuk perkataan yang benar sebagaimana tafsir Kementerian Agama RI adalah benar dan tepat sasaran. Sedang beberapa tafsir lain menjelaskan bahawa perkataan benar itu adalah berkata lembut dan santun, mengandung nasehat dan maslahat.

Dalam sebuah riwayat Rasulullah bersabda, “Sungguh ada seorang hamba berbicara dengan satu kata yang mengundang keridhaan Allah, meskipun dia tidak terlalu memperhatikannya; namun dengan sebab satu kalimat itu Allah menaikkan beberapa derajatnya. Dan sungguh ada seorang hamba berbicara dengan satu kalimat yang mengundang kemurkaan Allah, sementara dia tidak memperhatikannya; dengan sebab satu kalimat itu dia terjungkal di dalam neraka Jahannam”. (H.R Bukhari 6478).

Maka layaknya sebilah pisau, mulut atau lisan juga memiliki dua sisi yang saling bertolak belakang. Di tangan seorang koki atau juru masak, sebilah pisau yang tajam akan membantu menghasilkan hidangan yang lezat. Sebaliknya, di tangan sorang perampok, pisau tersebut bisa melukai orang lain bahkan bisa menghilangkan nyawa seseorang.

Baca juga : Mualaf: Informasi Soal Islam di Jepang Sangat Kurang

Jamaah yang berbahagia,

“Pisau tajam” itu kini membanjiri media sosial. Sayangnya, banyak komentar netizen atau warganet yang jauh kriteria perkataan yang baik. Karenanya dunia internasional memberikan predikat negatif kepada netizen +62. Terkenal garang, tidak sopan, dan hobi debat kusir.

Dari Abu Umamah Al-Bahili berkata, telah bersabda Rasulullah,  “Aku menjamin sebuah rumah di surga bagian bawah bagi siapa yang meninggalkan perdebatan sekalipun dia benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di surga bagian tengah bagi siapa yang meninggalkan kebohongan sekalipun sedang bergurau. Dan aku menjamin sebuah rumah di surga bagian atasnya bagi siapa yang mulia akhlaknya.” (H.R. Abu Dawud)

Kaitannya dengan hadist di atas, bahwa kita umat muslim adalah umat mayoritas di Indonesia. Lalu mengapa Indonesia memiliki predikat sebagai netizen terbising (negatif) di dunia? Mari kembali kita renungkan hikmah di balik adanya dua mata, dua telinga, dua tangan dan kaki, sedang mulut hanya satu.

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement