Jumat 12 Nov 2021 12:47 WIB

Hikmah Kisah Perjalanan Nabi Musa Menemui Nabi Khidir

Kisah perjalanan Nabi Musa diabadikan dalam Alquran.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Hikmah Kisah Perjalanan Nabi Musa Menemui Nabi Khidir. Foto: Alquran (ilustrasi)
Foto:

Ustaz Syahrullah menjelaskan bahwa dhamir atau kata ganti kita dalam ayat ke-62 menunjukan bagaimana Nabi Musa sangat perhatian terhadap muridnya. Bahwa bekal itu bukan saja untuk Nabi Musa sendiri melainkan juga untuk muridnya. 

Dan pada saat Nabi Musa mempertanyakan bekal itu, Yusa' bin Nun baru tersadar bahwa ia lupa menyampaikan pada Nabi Musa tentang kejadian luar biasa yang dilihatnya dimana ikan yang menjadi bekal perjalanan mereka justru bisa hidup lagi dan loncat ke laut. 

قَالَ أَرَأَيْتَ إِذْ أَوَيْنَا إِلَى الصَّخْرَةِ فَإِنِّي نَسِيتُ الْحُوتَ وَمَا أَنْسَانِيهُ إِلَّا الشَّيْطَانُ أَنْ أَذْكُرَهُ ۚ وَاتَّخَذَ سَبِيلَهُ فِي الْبَحْرِ عَجَبًا

Muridnya menjawab: "Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali" (Alquran surat Al Kahf ayat 63).

Nabi Musa pun memberitahu Yusa' bahwa tempat dimana ikan itu hilang sejatinya adalah tempat tujuan Nabi Musa. Maka Nabi Musa dan Yusa'bin Nun kembali ketempat dimana ikan itu hilang. 

قَالَ ذَٰلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِ ۚ فَارْتَدَّا عَلَىٰ آثَارِهِمَا قَصَصًا

Musa berkata: "Itulah (tempat) yang kita cari". Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula  (Alquran surat Al Kahf ayat 64).

Maka setelah berada di Majmaal Bahrain, Nabi Musa dan Yusa'bin Nun bertemu dengan seorang hamba Allah.

فَوَجَدَا عَبْدًا مِنْ عِبَادِنَا آتَيْنَاهُ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَعَلَّمْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا عِلْمًا

Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.  (Alquran surat Al Kahf ayat 65).

Ustaz Syahrullah menjelaskan kata 'Abd dalam ayat ke-65 berarti orang yang saleh, tawadhu, berilmu dan mulia di sisi Allah. Sebab pada kelanjutan ayat itu disebutkan bahwa sosok 'Abd itu diberikan rahmat Allah dan mendapatkan ilmu langsung dari Allah. Dalan sejumlah riwayat menyebutkan bahwa 'Abd itu adalah Nabi Khidir. Nama Khidir sendiri mengandung makna hijau. Sebab disebutkan bahwa sosok 'Abd itu duduk dan dibelakangnya hijau. Namun demikian Alqiran tidak menyebutkan tentang nama Khidir. 

Lalu apakah nabi Khidir seorang Nabi? Ustaz Syahrullah menjelaskan bahwa Alquran tidak menyebut secara langsung bahwa 'Abd itu adalah nabi. Tetapi melihat rangkaian redaksi ayat ke-65 di mana 'Abd adalah sosok orang yang memperoleh rahmat dan ilmu langsung dari Allah Subahanahu wa Ta'ala maka dapat diketahui sosok 'Abd yang dalam sejumlah riwayat disebut bernama Khidir adalah seorang nabi. 

Menurut ustaz Syahrullah di samping kisah perjalanan Nabi Musa mencari Nabi Khidir tersebut setidaknya ada beberapa hal yang dapat diambil hikmah. Yaitu ketika seseorang telah mempunyai ilmu maka haruslah rendah hati. Selain itu ketika seseorang telah memiliki ilmu maka tidak boleh berpuas diri untuk menuntut ilmu. Sebab ketika orang yang berilmu berhenti menuntut ilmu maka itulah awal dari kebodohan bagi orang tersebut. 

Selain itu kisah Nabi Musa juga mengajarkan bahwa untuk mencari ilmu dan guru itu tidak memandang status sosial, ekonomi dan lainnya. Dan dalam mencari ilmu pun seseorang harus bersiap dan bersabar karena perlu proses yang panjang mendapatkannya. 

"Terlihat juga bagaimana sikap murid pada gurunya, Yusa bin Nun sebagai murid setia mengikuti gurunya (Nabi Musa). Dan interaksi yang dibangun antara guru dan murid pun harus interaktif, guru mengangkat derajat muridnya, seperti Nabi Musa kepada Yusa' bin Nun," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement