Jumat 12 Nov 2021 12:47 WIB

Hikmah Kisah Perjalanan Nabi Musa Menemui Nabi Khidir

Kisah perjalanan Nabi Musa diabadikan dalam Alquran.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Hikmah Kisah Perjalanan Nabi Musa Menemui Nabi Khidir. Foto: Alquran (ilustrasi)
Foto:

Pada ayat ke-60 itu Nabi Musa mengatakan pada muridnya bahwa Nabi Musa tidak akan berhenti dalam melakukan pencarian terhadap sosok orang yang telah diberitahukan Allah dan juga tempat bertemunya yaitu di Majmaal Bahrain atau dua laut yang bertemu. Ustaz Syahrullah mengatakan pernyataan Nabi Musa itu menunjukan bahwa Nabi Musa sangat gigih untuk memperoleh ilmu dari sosok orang tersebut.

Perjalanan nabi Musa menemui sosok orang yang ditunjukan Allah itu sebenarnya dilatarbelakangi ketika nabi Musa berkhutbah dihadapan bani Israil. Dalam sejumlah riwayat disebutkan bahwa orang-orang Bani Israil bertanya kepada nabi Musa tentang apakah ada orang yang lebih tinggi ilmu pengetahuannya dari nabi Musa. Nabi Musa menjawab tidak ada orang yang lebih tinggi ilmunya dari dirinya. Maka Allah Subahanahu wa Ta'ala pun memperingatkan nabi Musa. 

Allah mewahyukan kepada nabi Musa bahwa ada seseorang yang sangat 'alim di muka bumi yang bahkan ketinggian ilmunya melebihi Nabi Musa. Mengetahui hal itu Nabi Musa pun memohon kepada Allah untuk bisa dipertemukan dengan sosok orang yang 'alim itu. Hal ini sekaligus menunjukkan betapa tingginya hasrat nabi Musa untuk berguru kepada orang yang lebih 'alim darinya itu. 

Sementara tentang Majmaal Bahrain atau dua laut yang bertemu yang nantinya menjadi tempat pertemuan Nabi Muda dengan sosok orang yang dicarinya itu, pada ahli tafsir berbeda dan. Ada yang berpendapat lokasinya adalah di daerah Tunis, ada juga yang berpendapat itu di Palestina, namun ada juga yang menyebut itu adalah Mesir. 

Selain itu menurut ustaz Syahrullah dari perkataan nabi Musa pada ayat ke-60 juga dapat diambil pelajaran bahwa ketika seseorang akan menuntut ilmu maka ia harus mempersiapkan untuk mengorbankan tenaganya, waktunya, hingga hartanya. 

Lebih lanjut ustaz Syahrullah menjelaskan bahwa sebelum Nabi Musa berangkat bersama muridnya yaitu Yusa'bin Nun, Allah telah memerintahkan Nabi Musa untuk membawa perbekalan salah satunya adalah ikan yang sudah mati. Allah memberitahukan pada Nabi Musa bahwa apabila ikan itu hilang dalam perjalan, maka Nabi Musa telah berada di Majmaal Bahrain yang menjadi tempat keberadaan orang yang memiliki ilmu yang lebih tinggi dari Nabi Musa. 

Ketika perjalanan Nabi dan Yusa' bin Nun telah sampai pada satu tempat, yang ternyata itu adalah Majmaal Bahrain, Ikan yang sudah mati dan ditempatkan di sebuah tempat itu tiba-tiba hidup dan meloncat dan mencari jalannya ke laut. Kejadian yang ajaib itu disaksikan langsung oleh Yusa' bin Nun. Sebab ia yang membawa perbekalan itu. Dan menurut ustaz Syahrullah ini menunjukan bahwa sebagai murid Yusa' bin Nun sangat memuliakan gurunya dengan membawakan perbekalan dalam perjalanan Nabi Musa. 

 فَلَمَّا بَلَغَا مَجْمَعَ بَيْنِهِمَا نَسِيَا حُوتَهُمَا فَاتَّخَذَ سَبِيلَهُ فِي الْبَحْرِ سَرَبًا

Maka tatkala mereka sampai ke pertemuan dua buah laut itu, mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu. (Alquran surat Al Kahf ayat 61). 

Ustaz Syahrullah menjelaskan bahwa sejatinya Yusa'bin Nun sudah punya niatan untuk menginformasikan kejadian itu pada nabi Musa. Namun setan menghalangi Yusa' hingga ia pun lupa untuk menyampaikannya pada Nabi Musa.

Setelah melalui perjalanan panjang, Nabi Musa dan Yusa'bin Nun beristirahat. Nabi Musa lantas meminta Yusa' mengeluarkan perbekalan termasuk ikan yang dibawa. 

فَلَمَّا جَاوَزَا قَالَ لِفَتَاهُ آتِنَا غَدَاءَنَا لَقَدْ لَقِينَا مِنْ سَفَرِنَا هَٰذَا نَصَبًا

Maka tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya: "Bawalah kemari makanan kita; sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini". (Alquran surat Al Kahf ayat 62). 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement